Nakita.id – Berkeringat merupakan respon alami tubuh yang memiliki fungsinya tersendiri.
Ketika tubuh mengeluarkan keringat, ini merupakan cara tubuh untuk mengatur suhu dan menghilangkan panas sehingga tubuh menjadi lebih dingin.
Jika tubuh tidak bisa berkeringat, tubuh menjadi terlalu panas yang bisa berbahaya.
Mungkin Moms mengeluhkan mengapa tubuh terlalu banyak berkeringat atau sebaliknya.
Berkeringat secara berlebihan disebut hiperhidrosis, sementara terlalu sedikit keringat dikenal sebagai anhidrosis.
Untuk beberapa kondisi, hal ini tidak berarti masalah besar.
Namun keduanya juga bisa menjadi tanda bahaya yang dapat mengindikasikan tentang kondisi medis tertentu.
Hal inilah yang tentunya menjadi perhatian.
Melansir dari Best Life, terdapat beberapa kondisi atau gangguan kesehatan yang dapat diungkapan mengenai bagaimana cara tubuh berkeringat.
1. Gangguan pada tiroid
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif dapat menjadi penyebab mengapa keringat menetes secara berlebihan. Kondisi ini dalam istilah medis disebut dengan hipertiroidisme.
Menurut Penn Medicine, mereka yang memiliki kondisi tiroid dapat memproduksi terlalu banyak atau tidak cukup tiroksin.
Perubahan hormon dapat mengubah produksi keringat, menyebabkan panas berlebih dan penurunan energi, atau sebaliknya.
Gejala lain dari hipertiroidisme mungkin termasuk kelelahan, fluktuasi berat badan, dan pembengkakan di pangkal leher tempat tiroid berada.
2. Sistem saraf tidak berfungsi
Hampir tidak pernah berkeringat mungkin terdengar menarik, tetapi sebenarnya bisa sangat berbahaya.
Sementara beberapa orang dilahirkan dengan anhidrosis, itu mungkin juga merupakan gejala dari suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf.
Menurut Mayo Clinic, anhidrosis juga bisa menjadi tanda penyakit Parkinson, stroke, dan penyakit sumsung tulang belakang.
3. Peringatan dini masalah jantung
Berkeringat lebih dari biasanya biasanya terjadi saat Moms berolahraga. Namun pada beberapa kondisi juga bisa menjadi tanda peringatan dini masalah jantung.
Memompa darah melalui arteri yang tersumbar membutuhkan lebih banyak usaha dari jantung sehingga tubuh berkeringat lebih banyak untuk mencoba menjaga suhu tubuh turun selama aktiivitas ekstra.
Gejala serangan jantung yang umum diketahui termasuk sesak napas dan nyeri di dada, bahu, atau lengan. Tapi tiba-tiba, berkeringat banyak juga bisa menjadi tanda peringatan serangan jantung.
Catherine Ryan, PhD, RN, dari di University of Illinois di Chicago, mengatakan kepada WebMD bahwa pasien serangan jantung yang berkeringat lebih mungkin untuk mencari pengobatan lebih cepat.
4. Diabetes
Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar penderita diabetes mengalami peningkatan keringat saat mereka mengalami hipoglimik, dengan area keringat yang paling umum berada di belakang leher.
Ketika hipoglikemia terjadi, adrenalin diproduksi sebagai respons terhadap penurunan kadar gula darah, yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan aktivasi kelenjar keringat.
Selain keringat berlebihan yang tiba-tiba, gejala diabetes lainnya mungkin termasuk sering ingin buang air kecil, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tangan dan kaki mati rasa atau kesemutan, dan rasa haus yang ekstrem dan terus-menerus.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR