Nakita.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mulai bisa dikendalikan.
Kini, masyarakat sudah bisa menjalani aktivitas dengan lebih leluasa, namun masih tetap dengan protokol kesehatan ketat.
Namun, kini masyarakat harus dihadapkan kembali dengan virus Monkeypox atau cacar monyet.
Virus ini dikabarkan sudah menyebar di berbagai negara di luar negeri.
Penyakit cacar monyet kerap memiliki gejala yang sama dengan cacar air, cacar monyet menimbulkan bintik yang berair dan kerap berubah menjadi bernanah.
Seseorang yang terkena cacar monyet diawali dengan gejala flu, sakit kepala, nyeri otot, mudah lelah, dan demam.
Virus cacar monyet juga menimbulkan benjolan di bagian tubuh seperti ketiak, leher atau selangkangan.
Virus ini awalnya menulat dari hewan kepada manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti monyet, tikus dan kelelawar.
Merebaknya virus cacar monyet dibeberapa negara, membuat sebagian masyarakat kian was-was dan bertanya-tanya apakah virus cacar monyet menular atau tidak?
Baca Juga: 9 Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet, Jangan Lagi Keliru Supaya Tepat Penanganannya
Dilansir Kompas, Mohammad Syahril Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, jika penyakit cacar monyet bisa menular.
Manusia bisa tertular dengan virus ini jika melakukan kontak erat dengan benda atau manusia lainnya yang terkontaminasi dengan virus cacar monyet.
Penularan ini bisa melalui darah, air liur, dan cairan tubuh.
Serta, diduga bisa menularkan melalui pernapasan.
"Bisa menularkan pertama bisa darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit, dan dugaan droplet pernapasan," terang Syahril.
Ia menambahkan jika virus Monkeypox bersifat zoonosis.
Yang mana artinya, virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Tetapi, saat ini, penularan juga bisa terjadi dari manusia ke manusia lainnya.
Virus cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 6-16 hari, tetapi bisa juga mencapai 15-21 hari.
Baca Juga: Memang Serupa Tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet yang Wajib Diketahui
Di Indonesia sendiri, kasus cacar monyet belum terdeteksi.
Namun, bukan berarti masyarakat menjadi abai dan menyepelekan virus cacar monyet begitu saja.
Belajar dari pengalaman pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia harus mewaspadai penyebarannya.
Untuk mewaspadai penularan penyakit cacar ini, pemerintah sendiri telah menyiarkan Surat Edaran (SE) untuk meningkatkan kewaspadaan baik di wilayah dan dinkes.
Serta, rumah sakit kantor kesehatan pelabuhan (KKP) dan menyiapkan kapasitas laboratorium pemeriksaan dan rujukan.
Sampai saat ini, belum ada obat yang spesifik untuk mengatasi virus cacar monyet.
Akan tetapi, Moms bisa melakukan upaya pencegahan agar terhindar dari virus satu ini.
Untuk mencegah penyakit cacar monyet, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan dengan sabun, makan-makanan bergizi juga sehat, dan menghindari kontak langsung dengan hewan penyebab virus.
Segera periksakan diri ke dokter jika Moms memiliki gejala yang serupa guna mendapatkan pengobatan yang lebih lengkap dan sesuai.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR