Nakita.id - Menurunkan berat badan bukanlah menjadi hal yang mudah bagi siapa pun.
Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan saat menurunkan berat badan.
Padahal sudah berbagai cara dilakukan, termasuk diet ketat dan olahraga rutin.
Ternyata menurunkan berat badan memang harus memerlukan pengetahuan yang lebih.
Disebutkan oleh penelitian yang dilaporkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyebab utama obesitas adalah kalori yang lebih.
Sayangnya, mengontrol kalori tak bisa dilakukan semua orang.
Banyak di antara kita masih perlu berjuang melalui masalah metabolisme demi mempertahankan penurunan berat badan mereka,” kata Ludwig, sebagaimana dikutip dari laman Today.
Dengan demikian, Ludwig dan rekan-rekannya menyarankan melakukan diet dengan model karbohidrat-insulin.
Artinya, jika makan berlebihan tidak memicu obesitas, berhentilah menghitung kalori dan mulai mengurangi karbohidrat untuk mengontrol kadar insulin.
"Insulin dapat dianggap sebagai pupuk sel lemak terbaik."
"Jika jumlahnya terlalu banyak, sel-sel lemak akan diprogram untuk menimbun kalori."
"Akibatnya, ada terlalu banyak kalori dalam aliran darah. Inilah mengapa kita merasa lapar,” papar Ludwig.
Diet low-carb (rendah karbohidrat) ini pun semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.
Diet low-carb ini memang bertujuan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat halus, seperti roti, nasi, dan camilan manis.
Namun diganti dengan mengonsumsi protein tinggi dan lemak sehat, misalnya alpukat dan juga kacang-kacangan.
Ada lagi versi ekstrem dari diet ini adalah yang kita kenal dengan diet ketogenik.
Diet ketogenik merupakan diet yang membatasi karbohidrat antara 30 dan 50 gram sehari.
Karena dirasa sangat ampuh menurunkan berat badan, diet low-carb ini jadi semakin populer.
Bahkan dilakukan secara bekelanjutan dan juga baik untuk lingkungan.
Dengan melakukan diet tersebut, terbukti bahwa berat badan berhasil turun drastis, seperti yang dilakukan Jennifer Haines (42) yang kini tampil lebih sehat dan langsing.
Haines melakukan diet rendah karbohidrat dan dalam usahanya, ia berhasil menghilangkan 9,9 kilogram setelah menjalankan diet selama enam minggu.
Meski harus menjadi beban karena Heines harus menghindari makanan favoritnya termasuk pasta, roti, dan kentang, namun ia mendapat hasil terbaik.
Bahkan, dia menyebut diet keto itu sebagai perubahan gaya hidup, bukan diet.
Haines pun bisa melihat perubahan pada tubuhnya dalam waktu yang cukup cepat, yakni enam minggu setelahnya.
"Saat kita membatasi asupan karbohidrat, tubuh akan bekerja lebih baik dalam membakar lemak tubuhnya, karena tak lagi memiliki gula untuk dibakar," tutur Jeff Voltek, seorang profesor di Departemen Ilmu Manusia di Ohio State University.
Dia menambahkan, ketika seseorang mendapatkan diet yang benar, maka mereka akan merasa kenyang dan mulai membatasi kalori tanpa harus menghitung.
Pasalnya, diet low-carb merupakan diet juga diyakini dapat membantu pasien diabetes tipe 2.
16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Perlunya Aksi Nyata Serta Perlindungan Hak Korban
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR