Nakita.id - Mengasuh anak memasuki usia remaja harus diberikan dengan pola pengasuhan yang sebaik mungkin.
Di masa transisi ini, mengasuh anak memasuki usia remaja bukan hanya sekadar peralihan dari anak kecil menuju orang yang lebih dewasa.
Akan tetapi Moms perlu mempersiapkan diri untuk menjelaskan segala macam perubahan yang nantinya akan anak remaja alami.
Anak remaja bukan hanya akan mengalami perubahan baik deri segi psikologis atau emosionalnya saja.
Akan tetapi mereka juga akan mengalami perubahan dari fisiknya.
Saat anak memasuki masa pubertas ada beberapa yang melaluinya dengan rasa khawatir.
Namun ada pula anak yang menyikapinya dengan santai atas perubahan yang terjadi.
Untuk menemani anak melewati masa puber ada banyak hal yang dapat orangtua lakukan.
Cara ini bisa Moms terapkan dalam mengasuh anak memasuki usia remaja agar mereka jadi lebih siap.
Deputi Bidang Pemenuhan Anak Kemen PPPA Ir. Agustina Erni Susiyanti,M.Sc saat diwawancarai oleh tim Nakita, Selasa (19/7/2022) menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk anak siap menghadapi masa pubertas.
Memang tidak mudah untuk berbicara pada anak tentang perubahan fisik yang terjadi pada anak.
Namun Moms bisa menempatkan diri sebagai teman mereka untuk bercerita.
"Orangtua harus bisa berperan sebagai teman bagi anak, sehingga anak bisa lebih terbuka dan mau mendengarkan" terang Erni.
Dengan percakapan terbuka Moms bisa meyakinkan mereka jika perubahannya ini memang lumrah bila terjadi.
Anak juga akan merasa baik-baik saja jika suatu waktu perubahannya ini muncul.
Bagi anak perempuan perubahan fisik bisa dilihat ketika mulai mengalami menstruasi, payudara membesar, tumbul rambut di sekitar kemaluan dan lainnya.
Sedangkan perubahan fisik pada anak laki-laki terjadi pada suara yang membesar, tumbuh jakun, mulai mengalami mimpi basah, dan sebagainya.
Diskusi dengan anak akan perubahan fisiknya ini bisa dilakukan sejak dini.
Moms bisa memberikan edukasi masalah kesehatan reproduksi pada anak.
Berikan anak pengetahuan bahwa semua orang tentu akan mengalami perubahan yang terjadi pada dirinya ini.
Namun jelaskan jika perubahan ini berbeda-beda dan belum tentu teman sebayanya mengalami perubahan dengan waktu yang sama.
Seperti misalnya saat baru pertama kali mengalami menstruasi untuk anak perempuan, atau mimpi basah untuk anak laki-laki jangan khawatir.
Cukup berikan arahan semisalnya dengan anak perempuan, beritahu mereka ketika menstruasi mereka perlu memakai pembalut.
Sementara itu, anak laki-laki apabila mengalami mimpi basah cukup suruh mereka lepaskan sprei dari kasur tempat tidur dan masukkan ke keranjang cucian.
Hindari untuk memberikan ejekan pada saat anak mengalami perubahan pada fisiknya.
Hal ini hanya akan membuat mereka kehilangan kepercayaan diri dan tidak ingin kembali bercerita pada orangtua.
Pembahasan soal reproduksi pada manusia memang bisa didapatkan anak dari sekolah.
Namun orangtua harus bisa menjadi sumber utama membekali anak soal pendidikan seksual.
Tak ada salahnya untuk mengajari anak perempuan akan perubahan yang akan dialami anak laki-laki.
Begitupun sebaliknya anak laki-laki perlu tahu akan perubahan yang dialami anak perempuan.
Hal ini penting agar anak bisa mendapatkan informasi yang jelas.
Saat ingin berdiskusi dengan anak, pastikan momen yang Moms ambil tepat.
Karena terkadang anak remaja sudah memiliki privasi dan waktu untuk mereka sendiri.
Anak juga mungkin tidak selalu ingin membagikan semua hal yang mereka alami kepada orangtua.
Mengasuh anak memasuki usia remaja dalam menghadapi masa pubertas memang tak melulu mudah, tetapi cara-cara di atas bisa dipahami dan dilakukan oleh orangtua.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR