Mereka merasa kesulitan untuk bisa tertidur pada jam tidur yang normal.
Apalagi jika memasuki akhir pekan, anak remaja memilih untuk begadang dan tidur sampai siang sebagai balas dendam untuk menikmati waktu istirahatnya.
Padahal dengan tidur yang cukup dan benar ini bisa memengaruhi kondisi kesehatannya.
Tidur yang baik akan membantu organ tubuh berperan optimal, apalagi di masa pertumbuhannya yang mana bagian otak sangat sensitif jika anak remaja kurang tidur.
"Tapi yang perlu dilihat waktu tidur paling lama adalah pada saat malam hari, itu penting untuk merangsang otak pertumbuhan dan juga merangsang oksigen dalam tubuh," terang dr. Abdullah.
Apabila remaja memiliki pola tidur yang pendek ini akan memengaruhi masalah intelektual, sosial, emosional dan cara mereka berperilaku.
dr. Abdullah menyarankan, agar anak remaja memiliki pola tidur yang normal pastikan dua jam sebelum tidur mereka sudah berhenti melakukan aktivitas yang dapat mengganggu waktu tidur.
Seperti contohnya: berikan himbauan agar anak untuk tidak bermain gadget atau menyalakan TV di waktu memasuki jam tidur.
Lakukan aktivitas ringan yang membantu anak remaja bisa tidur tepat waktu.
"Perlu diingat, pola tidur harus disiapkan jadi dua jam sebelum waktu tidur harus sudah mulai distop aktivitas gadget, tv dan sudah mulai melakukan aktivitas ringan untuk tidur," ungkap dr. Abdullah.
Ia pun menyarankan agar orangtua mewaspadai jika anak sering mendengkur.
Moms dan Dads harus memastikan apa penyebab di balik kebiasaan mendengkur pada anak.
Karena dikhawatirkan mendengkur ini bisa menjadi pertanda adanya masalah di kesehatan anak remaja.
"Mohon diperhatikan ngoroknya, ngorok pada anak bisa memengaruhi kondisi tidur dan juga berpengaruh pada kondisi di pagi harinya, jadi intinya tidur harus disiapkan, tidur harus cukup dan harus diperhatikan kondisi pernapasan ketika tidur atau ngorok," pungkas dr. Abdullah
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR