Nakita.id – Penyakit cacar monyet atau monkeypox telah menjadi perbincangan dunia sejak beberapa waktu yang lalu.
Namun sekarang tampaknya masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya cacar monyet.
Terlebih lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Perubahan ini menyusul dengan ditemukannya wabah cacar monyet di lebih dari 70 negara seperti yang dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Tentu saja ini bukan angka yang sedikit sehingga alasan inilah yang membuat situasi ini yang kemudian ditetapkan sebagai keadaan darurat global.
Melihat betapa seriusnya wabah ini, masyarakat yang belum tahu kian bertanya-tanya seperti apa cacar monyet itu?
Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Dilansir dari NSW Health, cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit dengan seseorang yang mengidap monkeypox.
Ada juga kemungkinan orang terkena cacar monyet dari hewan yang terinfeksi, baik dengan dicakar atau digigit hewan tersebut atau dengan memakan daging atau menggunakan produk dari hewan yang terinfeksi.
Centers For Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa gejala cacar monyet biasanya muncul satu sampai dua minggu setelah infeksi yang meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit otot dan sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Panas dingin
- Kelelahan
Ruam yang dapat terlihat seperti jerawat atau lepuh yang muncul di wajah, di dalam mulut, dan di bagian tubuh lainnya, seperti tangan, kaki, dada, alat kelamin, atau anus.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari. Infeksi dapat dibagi menjadi dua periode:
Periode invasi (berlangsung antara 0–5 hari) yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, mialgia (nyeri otot) dan astenia hebat (kekurangan energi).
Limfadenopati merupakan ciri khas cacar monyet dibandingkan dengan penyakit lain yang awalnya mungkin tampak serupa cacar air dan campak. Ruam kulit biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah demam.
Ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah dan ekstremitas daripada di badan. Ini mempengaruhi wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
Bagian lain yang dapat terkena adalah selaput lendir mulut, alat kelamin, konjungtiva, serta kornea.
Ruam berkembang secara berurutan dari makula (lesi dengan dasar datar) menjadi papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi berisi cairan kekuningan), dan krusta yang mengering dan rontok.
Jumlah lesi bervariasi bahkan dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan sifat komplikasi.
Komplikasi cacar monyet dapat mencakup infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan berikutnya. Sejauh mana infeksi asimtomatik dapat terjadi tidak diketahui.
Baca Juga: Tanda dan Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai, Jika Alami Hal Berikut Segera Cek ke Dokter
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR