Nakita.id – Penting bagi setiap wanita untuk memeriksakan organ reproduksinya, termasuk untuk mengetahui adanya gangguan endometriosis.
Endometriosis merupakan masalah kesehatan yang umum pada wanita.
Sesuai dengan nama penyakitnya, endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim atau di area lain di tubuh yang bukan tempatnya.
Dilansir dari Women’s Health, endometriosis ditemukan di ovarium, saluran ruba, jaringan yang menahan rahim pada tempatnya, dan permukaan luar rahim.
Pertumbuhan endometriosis bersifat jinak bukan kanker, kendati demikian mereka masih dapat menyebabkan masalah hingga komplikasi.
Pertumbuhan endometriosis dapat membengkak dan berdarah dengan cara yang sama seperti yang dilakukan lapisan di dalam rahim setiap bulan selama periode menstruasi.
Pertumbuhan juga dapat terus berkembang dan menyebabkan masalah, seperti:
- Memblokir saluran tuba ketika pertumbuhan menutupi atau tumbuh ke indung telur. Darah yang terperangkap di ovarium dapat membentuk kista.
- Peradangan
Baca Juga: Simak Mitos vs Fakta Kehamilan Seputar Endometriosis, Jangan Asal Percaya Ya, Moms!
- Membentuk jaringan parut dan perlengketan. Jaringan parut ini dapat menyebabkan nyeri panggul dan menyulitkan untuk hamil.
- Masalah di usus dan kandung kemih.
Endometriosis dapat terjadi pada wanita mana pun yang memiliki periode menstruasi, tetapi lebih sering terjadi pada wanita berusia 30-an dan 40-an.
Meskipun dapat terjadi pada wanita mana pun yang mulai mengalami menstruasi, ada faktor risiko yang meningkatkan peluang wanita terkena kondisi ini seperti yang dilansir dari Healthline.
1. Riwayat keluarga
Jika seseorang dalam keluarga menderita endometriosis, risiko Moms untuk mengembangkannya adalah 7 hingga 10 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Endometriosis pada anggota keluarga dekat, seperti ibu, nenek, atau saudara perempuan, menempatkan pada risiko tertinggi untuk mengembangkan kondisi tersebut.
2. Karakteristik siklus menstruasi
Orang yang memiliki gangguan pada menstruasi seperti di bawah ini meningkatkan risiko wanita terkena endometriosis, diantaranya:
Baca Juga: Gejala Endometriosis yang Bisa Jadi Penyebab Perempuan Sulit Hamil
Memiliki 27 hari atau kurang dari setiap periode, memulai haid pertama sebelum usia 12 tahun, mengalami periode yang berlangsung tujuh hari atau lebih setiap bulan.
3. Kondisi yang mengganggu aliran menstruasi yang normal
Jika Moms memiliki kondisi medis yang meningkatkan, menghalangi, atau mengalihkan aliran menstruasi ini bisa menjadi faktor risiko. Kondisi yang dapat menyebabkan aliran menstruasi retrograde meliputi:
Peningkatan produksi estrogen, pertumbuhan rahim, seperti fibroid atau polip, kelainan struktural rahim, leher rahim, atau vagina, penghalang di leher rahim atau vagina, kontraksi uterus asinkron.
4. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Gangguan sistem kekebalan berkontribusi terhadap risiko endometriosis. Jika sistem kekebalan tubuh lemah, kecil kemungkinannya untuk mengenali jaringan endometrium yang salah tempat.
Jaringan endometrium yang tersebar dibiarkan tertanam di tempat yang salah. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti lesi, peradangan, dan jaringan parut.
Mungkin Moms dapat mengurangi risiko dengan menurunkan jumlah estrogen dalam sistem. Salah satu fungsi estrogen adalah menebalkan lapisan rahim atau endometrium.
Untuk menjaga hormon seperti estrogen pada tingkat normal atau lebih rendah, cobalah strategi berikut: berolahraga secara teratur, makan makanan utuh dan kurangi makanan olahan, kurangi konsumsi alkohol, dan kurangi asupan kafein.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR