Nakita.id - Moms dan Dads wajib tahu apa saja manfaat dan risiko dari sunat bayi.
Ya, sunat pada umumnya memang memiliki sederet manfaat untuk kesehatan dan kebersihan anak laki-laki, ya, Moms.
Banyak orang tua yang memilih untuk menyunat anak laki-laki mereka pada usia balita atau usia sekolah.
Tapi, tidak sedikit juga yang memilih untuk menyunat anak mereka pada saat bayi karena alasan tertentu.
Kira-kira, apa saja sih manfaat dan risiko dari sunat bayi laki-laki? Tentu harus jadi pertimbangan untuk Moms dan Dads di rumah, ya.
Tim Nakita telah menghubungi dr. Muhammad Ibrahim dari Rumah Sunat RH Medika, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dari penuturan dr. Ibrahim, manfaat sunat bayi ini ada pada proses kesembuhan yang cenderung lebih cepat. Sebabnya karena tiga hal.
Pertama, tumbuh kembang bayi yang sedang pesat amat menolong proses kesembuhan anak.
“Karena memang pada saat bayi, tumbuh kembangnya berlangsung dengan cepat, jadi proses recovery-nya juga lebih cepat,” jelas dr. Ibrahim, saat dihubungi via daring, Selasa sore (26/07/2022).
Baca Juga: Bagaimana Metode Sunat Anak Laki-laki yang Tepat? Ini Penjelasannya
Kedua, perihal percepatan kesembuhan anak juga terbantu dari asupan ASI anak.
Seperti yang kita ketahui, semasa bayi, terutama di 6 bulan pertama kehidupannya, anak perlu diberikan ASI secara eksklusif.
“Ditambah dengan asupan gizi. Pastinya, untuk bayi dapat nutrisi yang paling baik dari ASI,” lanjut dr. Ibrahim.
Ketiga, minimnya gerak anak selama masih bayi juga amat membantu proses kesembuhan bekas luka sunat.
"Didukung juga dengan aktivitas bayi. Aktivitas bayi kan tidak sebanyak aktivitas anak-anak usia sekolah atau usia remaja," jelas dr. Ibrahim.
Menurut dr. Ibrahim minimnya gerak bayi bisa membantu percepatan kesembuhan juga.
Ada manfaatnya, ada juga risikonya, ya, Moms dan Dads.
Dr. Ibrahim mengatakan bahwa risiko sunat bayi sama saja dengan sunat anak atau sunat dewasa, yaitu adanya pendarahan atau infeksi.
"Risiko infeksi dan pendarahan ini memang tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir," katanya.
Agar bayi tidak mengalami infeksi pasca sunat, Moms dan Dads perlu mengetahui cara merawat luka sunat yang baik yang sebenarnya tergantung dari metode sunatnya.
Namun, menurut dr. Ibrahim, secara umum adalah tidak membuka balutan luka sunat anak selama 3 hingga 5 hari pasca sunat.
“Jangan sampai terkena air. Jika ingin cebok bisa pakai antiseptik sendiri,” kata dr. Ibrahim.
Setelah rentang waktu 3 hingga 5 hari tersebut, Moms dan Dads wajib membawa si Kecil kembali ke klinik atau rumah khitan untuk kontrol. Nantinya, dokter akan membuka perban dan memberikan instruksi selanjutnya.
Tips dari dr. Ibrahim, jika ingin menyunat anak saat masih bayi Moms dan Dads juga perlu lihat kondisi fisik anak serta mempersiapkan mental.
“Perlu juga persiapan mental, ya. Bukan dari anaknya, tapi dari orang tuanya,” pungkas dr. Ibrahim.
Selain itu, jika setelah diperiksa dan kondisi anak sehat, tumbuh kembangnya baik, serta bentuk penisnya pun baik, maka bayi boleh untuk disunat.
Jadi bagaimana, Moms dan Dads, sudah siapkah untuk menyunat anak? Sebelum pertimbangkan sunat untuk bayi, ketahui dulu manfaat dan risikonya, ya.
Baca Juga: Para Peneliti Ungkap Waktu yang Tepat dan Manfaat Melakukan Sunat untuk Si Kecil
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR