Nakita.id - Moms mungkin kaget ketika si kecil tiba-tiba mempunyai bau badan menyengat.
Sebenarnya, apa penyebab anak berbau badan menyengat dan bagaimana cara mencegahnya?
Perlu diketahui kalau itu wajar jika rambut dan tubuh anak pada usia balita gampang bau.
Bukankah aktivitas mereka telah meningkat dibanding sewaktu bayi? Kalau masih bayi, kan, belum banyak bergerak.
Selain itu, bayi cenderung berada di ruangan yang bersih.
Sebentar-sebentar dilap, diganti popoknya, diberi minyak telon karena itu wajar saja jika baunya selalu harum.
Nah, pada balita, karena banyak bergerak dan beraktivitas, otomatis kelenjar keringatnya jadi lebih aktif.
Hingga, sekalipun anak sudah mandi dengan bersih, begitu ia mulai beraktivitas lagi, maka kelenjar keringatnya akan aktif kembali.
Akibatnya, tak lama kemudian, akan muncul bau.
Apalagi kalau si kecil habis main di luar dan terkena matahari, bau tak sedap pun keluar dari tubuhnya.
Kendati sebetulnya, seberapa banyak pun keringat yang keluar, tak akan berbau. Keringat banyak ini hanya faktor pemicu dari masalah bau badan anak, sedangkan yang menyebabkan bau adalah bakteri.
Kulit adalah salah satu bagian tubuh yang menjadi tempat bersemayam kuman-kuman yang dikenal sebagai flora normal kulit.
Bila kelenjar keringat aktif, maka lapisan kulit paling luar (lapisan tanduk) jadi lembab atau basah.
Pada saat inilah kuman-kuman yang berada di lapisan paling luar kulit, akan mendegradasi atau memecah lemak kulit hingga muncullah bau yang khas.
Jadi, pada balita sebenarnya tak ada istilah bau badan seperti halnya yang dikenal pada orang dewasa atau biasa disebut Bromidrosis.
Munculnya bau pada balita lebih karena faktor perhatian orang tua terhadap anaknya.
Orang tua mungkin kurang memperhatikan kebersihan badan anak atau orang tua tak memberitahukan kepada pengasuh anaknya agar senantiasa memperhatikan faktor kebersihan badan anak.
Intinya, jika tiap kali anak berkeringat sedikit ataupun banyak, orang tua atau si pengasuh cepat-cepat menyeka badan serta mengganti bajunya, maka si kecil tak bakalan bau.
Banyak-tidak keringatnya juga bisa menimbulkan bau tak sedap.
Banyaknya keringat, baik pada dewasa maupun anak-anak, bisa dipicu oleh keadaan mental dan termal (suhu).
Banyaknya keringat juga bisa ditemukan pada anak yang menderita tumor tertentu maupun faktor keturunan.
Mungkin saja kedua orang tuanya termasuk orang yang banyak keringat. Atau pada anak gemuk, yang cenderung sering berkeringat.
Dengan demikian, untuk mengurangi bau badan si kecil, sebaiknya juga mengurangi faktor-faktor pencetusnya.
Moms bisa memperhatikan hal-hal berikut ini:
Jangan pakaikan baju tebal-tebal di siang hari. Terlebih saat anak tengah beraktivitas di luar rumah.
Sebaiknya gunakan bahan yang menyerap keringat.
Jangan terlalu sering makan yang panas, baik suhu maupun bumbunya.
Juga, hindari makanan tertentu yang menimbulkan bau, seperti bawang.
Tapi faktor makanan ini sebenarnya tak terlalu berpengaruh pada balita.
Mungkin pada orang dewasa sangat berpengaruh, seperti bawang putih dan bawang bombai.
Pada anak obesitas, dianjurkan mengurangi berat badan atau paling tidak pertambahan berat badannya dikurangi.
Misal, diet banyak makan sayur dan buah-buahan, hindari makanan berlemak dan berkabohidrat tinggi.
Jika tubuh anak berkeringat, segera mengelap dan mengganti bajunya. Contoh, habis bermain di luar dan berpanas-panasan sebaiknya bila baju anak basah segera diganti. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Ini Bahan Alami Mengatasi Bau Badan Anak, Dijamin Anak Jadi Beraroma Segar dan Wangi
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR