Nakita.id - Kenapa anak gampang sakit menjadi pertanyaan banyak orang tua.
Yang perlu diperhatikan adalah berbeda dengan orang dewasa, umumnya anak sering sakit. Sebab utamanya, kondisi tubuh anak yang memang tak sama dengan orang dewasa.
Di awal tahun pertamanya, seorang anak masih memiliki daya tahan yang diberikan oleh ibunya sejak di kandungan.
Namun seiring waktu berjalan, lama-kelamaan antibodi yang diberikan si ibu semakin berkurang, sedangkan tubuhnya sendiri belum mampu membangun pertahanan yang baik.
Inilah yang menyebabkan memasuki usia 6 bulan, seorang bayi mulai sering sakit dan selain itu, secara fisik bayi memiliki tubuh yang masih belum sekuat orang dewasa.
Contohnya saja kulit bayi yang masih lembut dan berbeda dengan kulit orang dewasa.
Karenanya, tak heran bila ia lebih mudah mengalami iritasi.
Hal ini akan ditambah lagi dengan pemakaian popok, yang bila tak baik bisa menimbulkan ruam popok.
Kondisi fisik lain yang juga berbeda, misalnya daya tahan saluran cerna yang belum begitu baik.
Tak jarang ia mengalami diare, baik karena ada kuman maupun alergi terhadap bahan tertentu.
Dari segi struktur tubuh pun memegang peranan, misalnya, saluran telinga anak yang lebih pendek dan mendatar akan menyebabkan anak mudah mengalami infeksi telinga.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Salep Obat Sakit Mata Bayi yang Aman dan Harga Terjangkau
Kala memasuki usia balita, anak semakin giat beraktivitas.
Ia semakin sering terpapar dengan benda-benda dan lingkungan sekitarnya, yang sudah tentu tak selalu bersih.
Paparan terhadap berbagai kuman semakin bertambah kala ia mulai memasuki usia sekolah.
Ia semakin banyak terpapar dengan dunia luar rumah.
Jadi, walaupun sistem kekebalan tubuhnya semakin berkembang, tidaklah selalu cukup untuk menangkal serangan infeksi, karena paparan kumannya juga semakin banyak dan bervariasi.
Untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik, sebisa mungkin ia ditangani dokter anak.
Namun tetap saja dalam mencapai kesembuhannya, perawatan di rumah merupakan faktor penentu yang sangat besar.
Tentunya, merawat anak yang sakit tak sama dengan merawat orang dewasa.
Orang dewasa mengerti bahwa dirinya tidak dalam kondisi yang baik dan mengerti apa yang perlu dilakukan.
Beda dengan anak.
Ia belum mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan yang dirasakan hanyalah perasaan tak nyaman dan tak enak badan.
Baca Juga: Jangan Asal Menghakimi, Apakah Anak Kecil Balita Mengambil Barang Orang Lain Disebut Mencuri?
Bayi bahkan tak dapat berbuat apa-apa sama sekali.
Ia sepenuhnya tergantung lingkungannya.
Ia pun mengalami masalah mengekspresikan apa yang dirasakannya.
Sementara orang tua tak selalu dapat memahami setiap keadaan yang terjadi.
Karenanya, dalam merawat bayi, dituntut ekstrasabar dan secara aktif berusaha mendeteksi apa yang jadi penyebab ia merasa tak nyaman.
Inilah yang paling membedakan dengan merawat anak yang sudah besar.
Merawat anak yang lebih besar dapat dikatakan lebih mudah karena ia mulai dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.
Namun demikian perlu dipahami juga bahwa ia pun belum memahami mengapa ia merasa tidak nyaman.
Tak heran bila anak kemudian akan semakin rewel karena merasa tak nyaman dan ingin “menyampaikan” keluhannya ini. Di sini pentingnya peran orang tua untuk membuatnya merasa nyaman, baik dalam mengurangi gejala yang dialami, maupun sisi psikologis anak.
Ada beberapa penyakit yang memang kerap menjadi langganan anak. Misalnya, batuk, pilek, diare, demam, infeksi saluran kemih, dan sebagainya.
Nah, di halaman berikut akan dijabarkan mengenai penyakit-penyakit tersebut dan apa saja yang bisa dilakukan orang tua dalam merawat anak sakit. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: ASI sebagai Obat Sakit Mata Bayi, Apakah Ampuh dan Terjamin Aman?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR