Bahkan, sudah biasa jika ada anak-anak yang ditunangkan oleh orang tuanya.
"Bahkan pertunangan anak kecil sudah biasa dilakukan," terang Syukron Ramadhan.
Syukron juga menjelaskan bahwa tradisi pertunangan anak di Madura tidak hanya terjadi di Bangkalan, tapi juga di tiga kabupaten lainnya yakni Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Ada dua cara yang biasa dilakukan.
Pertama yakni dengan merayakan. Jika terjadi perayaan, maka pemilik hajat akan mengundang sanak kerabat lainnya, diiringi dengan sajian makanan dan kue, serta penyerahan cincin emas sebagai tanda pengikat hubungan pertunangan kedua anak.
"Seperti di video yang viral itu, pertunangan dirayakan," imbuhnya.
Kedua yaitu tanpa perayaan. Hanya ada ikatan janji antara kedua orang tua dari si anak tersebut.
Si anak tidak terlibat dalam pertunangan itu. Biasanya, pertunangan seperti ini disahkan ketika kedua anaknya sudah balig.
Menurut Syukron, pertunangan ini bisa memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya bisa mempererat pertalian kekerabatan.
Asal-usul calon keluarga sudah tidak perlu ditelisik lagi. Dampak negatifnya, keluarga dalam pernikahan model endogami ini menjadi eksklusif.
"Kalau pertunangan bisa lanjut ke perkawinan itu tidak ada masalah. Namun jika pertunangan putus, bisa jadi relasi kekerabatan bisa menimbulkan permusuhan dalam keluarga," ungkap dia.
Baca Juga: Alfamart Tegas Ambil Tindakan Hukum, Sebut Pengendara Mobil Mercy Tak Hanya Curi Cokelat Saja
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |