Nakita.id - Metode belajar 'design thinking' adalah metode untuk melatih kemampuan berpikir anak secara sistematis dan menyeluruh.
Design thinking juga memberikan kesempatan bagi anak untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata di masyarakat dengan mengedepankan empati.
Di Indonesia, istilah ‘design thinking’ sendiri masih belum terlalu popular dan belum banyak digunakan oleh siswa-siswi SMA dan sederajat.
Design thinking diperkenalkan pertama kali oleh Tim Brown, IDEO sebuah konsultan desain produk berbasis inovasi.
Ini merupakan sebuah metode cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan berfokus pada kebutuhan pengguna diikuti kemampuan teknologi untuk mendapatkan sebuah solusi.
Razi Thalib, Co-Founder RevoU dan Education Practitioner, dalam Virtual Press Conference HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022 pada Selasa (6/9/2022) mengatakan, “Dampak teknologi online banyak yang kita rasakan saat ini termasuk dalam bidang pendidikan dan future of work.
Mulai dari banyaknya profesi baru yang merubah paradigma berkarir, akses belajar menjadi lebih mudah, portofolio hasil karya menjadi lebih penting dibanding sertifikat.
Hingga prioritas untuk mengedepankan empati pada kemanusiaan dalam memberikan solusi inovatif.
Dalam proses belajar termasuk soal design thinking, peran orangtua dan tenaga pendidik untuk menjadi mentor dan fasilitator sangatlah penting.”
“Adapun proses belajar tersebut dapat dimulai oleh siswa-siswi dengan belajar sendiri terlebih dahulu ilmu tersebut, kemudian diskusi dengan ahlinya dalam interaksi kelas, dilanjutkan dengan praktek nyata ilmu yang dipelajari tersebut, lalu ditutup dengan evaluasi.
Semua ini akan ditemui saat program HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022," tambah Razi Thalib.
Tahun ini HiLo Teen kembali mengadakan HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022.
Tujuannya untuk memperkenalkan dan menumbuhkan praktek pembelajaran design thinking bagi siswa- siswi tingkat SMA dan sederajat di Indonesia.
Berlangsung mulai September hingga Desember 2022, HiLo Teen berharap lewat kegiatan ini berpola pikir design thinking dapat membantu siswa dan siswi secara solutif menyelesaikan masalah nyata di sekitarnya dengan inovatif dan mengedepankan rasa empati.
HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022 didukung oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta bekerja sama dengan Atlaz.
Atlaz sendiri merupakan all in one English Online Learning Platform yang merupakan praktik baik dari penerapan design thinking.
Melalui program ini, HiLo Teen juga mendorong para orangtua dan tenaga pendidik untuk mendampingi siswa-siswi sebagai mentor dan fasilitator dalam proses belajar design thinking.
Tema kompetisi HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022 adalah ‘Inspiring Application Idea for Teens,’.
Dimana nantinya para siswa akan membuat ide aplikasi yang menginspirasi disesuaikan dengan kebutuhan remaja.
Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan hadiah dengan total nilai hingga Rp 120.000.000,-.
Lead Curriculum Developer Atlaz, Tasya Amelia Oktafuri mengatakan, “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan HiLo Teen melalui acara HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022 untuk mendukung pendidikan di Indonesia yang lebih baik.
Atlaz hadir untuk memberikan akses terhadap pendidikan bahasa inggris yang menghadirkan elemen interaksi dan praktek melalui buku pembelajaran bahasa Inggris berbasis Common European Framework of Reference (CEFR) dilengkapi dengan platform pembelajaran digital.
Design thinking membersamai proses pembentukan Atlaz sampai dengan perkembangannya hari ini.
Dimulai dari pengumpulan data dan riset yang meninjau pola pembelajaran di masa pandemi covid-19, wawancara, pembuatan prototype, uji coba produk ke beberapa sekolah hingga penyempurnaan kembali produk yang ada.”
“Dukungan kami dalam HiLo Teen Design Thinking Marathon 2022 berupa penyediaan platform
website sebagai penyebaran informasi kegiatan, dan Learning Management System (LMS).
Dimana nantinya peserta dapat mengakses materi belajar daring secara self learning dan melakukan pengumpulan worksheet dengan mudah walau hanya dengan gawai,” tambah Tasya.
Dalam pembukaannya, Ade Supriyatna, M.M. selaku Koordinator Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pusat Prestasi Nasional turut mendukung pembelajaran dan penerapan design thinking untuk menghadapi tantangan masa depan demi menciptakan sumber manusia unggul untuk Indonesia yang lebih baik.
“Ini adalah suatu kegiatan yang sangat positif, masa pandemi bukan suatu tantangan untuk anak muda berkarya dan menghasilkan sesuatu,” pungkas Ade Supriyatna.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR