Dia juga tidak menerima tawaran melakukan apapun yang bersifat seksual.
Pekan lalu, Shoji duduk bersama Aruna Chida, seorang analis data berusia 27 tahun yang mengenakan pakaian sari.
Chida sebenarnya hanya ingin mengenakan pakaian tradisional India di depan umum, tetapi segan mengajak temannya karena khawatir mereka akan merasa malu.
Jadi akhirnya Chida menyewa Shoji untuk menemaninya.
"Dengan teman-teman saya, saya merasa harus membuat mereka senang, tetapi dengan pria sewaan ini (Shoji), saya tidak perlu mengobrol," kata Chida.
Sebelum Shoji menjalani "pekerjaan impian ini", dia bekerja pada sebuah penerbit dan sering dicemooh lantaran "tidak melakukan apa pun."
"Saya mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saya menawarkan kemampuan saya, yaitu 'tidak melakukan apa-apa' sebagai satu layanan kepada klien saya," kata Shoji sebagaimana dilansir DW pada Selasa (6/9/2022).
Pekerjaan unik ini menjadi satu-satunya sumber pendapatan Shoji untuk menafkahi anak dan istrinya.
Meski dia menolak mengungkapkan pendapatan yang diterimanya, tetapi dia mengaku bertemu satu atau dua klien setiap hari.
Sebelum pandemi Covid-19, dia bisa mendapatkan tiga atau empat klien setiap hari.
"Orang-orang cenderung berpikir bahwa kemampuan 'tidak melakukan apa-apa' yang saya miliki itu berharga karena berguna (bagi orang lain). Tidak apa-apa untuk benar-benar tidak melakukan apapun. Orang tidak harus selalu berguna dengan cara tertentu,” ungkap Shoji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Shoji Morimoto, Pria Jepang yang Dibayar untuk Tidak Melakukan Apa-apa"
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR