Nakita.id - Saat ini rasanya untuk mendapatkan uang kita harus bekerja keras.
Bahkan ada istilah 'membanting tulang' yang menggambarkan bahwa melakukan pekerjaan itu butuh usaha keras.
Namun katanya, jika uang didapat dari bekerja keras, maka seharusnya kuli bangunan lah orang paling kaya di dunia.
Sebab ia bekerja sangat keras, melakukan pekerjaan berat, dan mengerahkan semua tenanga.
Meski begitu, orang terkaya di dunia ternyata bukan kuli bangunan.
Maka dari itu muncul lah istilah 'bekerja cerdas'.
Dimana kita harus mengutamakan kemampuan otak daripada otot untuk mendapatkan uang.
Sebab nyatanya banyak orang-orang cerdas mendapatkan uang dari pekerjaan dan keahlian yang mereka kuasai.
Oleh sebab itu saat ini banyak bermunculan pekerjaan unik demi mendapatkan uang yang kerap kali bikin kita geleng-geleng kepala.
Ada satu pekerjaan unik yang dilakoni pria asal Jepang dan nampaknya pekerjaan ini adalah impian bagi kita generasi mager alias malas gerak.
Shoji Morimoto, penduduk Tokyo, Jepang, berusia 38 tahun, dibayar untuk tidak melakukan apa-apa.
Shoji Morimoto bekerja sebagai "teman" dengan tarif 10.000 yen (Rp1 juta) per pertemuan untuk menemani klien.
Tugas dia benar-benar hanya berada di dekat klien untuk menemani mereka.
"Pada dasarnya, saya menyewakan diri sendiri. Pekerjaan saya adalah berada di mana pun klien saya menginginkan saya dan tidak melakukan apa pun yang khusus," kata Morimoto kepada Reuters.
Dia mengaku telah "menyewakan dirinya” sekitar 4.000 kali dalam empat tahun terakhir.
Pria bertubuh kurus ini telah memiliki lebih dari seperempat juta pengikut di Twitter.
Melalui akun Twitter miliknya itulah dia mendapatkan sebagian besar klien.
Sekitar seperempat dari kliennya merupakan pelanggan tetap, bahkan ada yang sudah menyewa Shoji hingga 270 kali.
Tugasnya sebenarnya bukan hanya diam saja. Misalnya, Shoji pernah dibayar hanya untuk menemani kliennya bermain jungkat-jungkit di sebuah taman.
Dia bahkan pernah disewa hanya untuk tersenyum berseri-seri sambil melambaikan tangan dari jendela kereta, kepada seseorang yang benar-benar tidak dikenalnya.
Tidak melakukan apapun bukan berarti Morimoto mau melakukan apa saja.
Dia pernah menolak disuruh memindahkan lemari es dan pergi ke Kamboja.
Dia juga tidak menerima tawaran melakukan apapun yang bersifat seksual.
Pekan lalu, Shoji duduk bersama Aruna Chida, seorang analis data berusia 27 tahun yang mengenakan pakaian sari.
Chida sebenarnya hanya ingin mengenakan pakaian tradisional India di depan umum, tetapi segan mengajak temannya karena khawatir mereka akan merasa malu.
Jadi akhirnya Chida menyewa Shoji untuk menemaninya.
"Dengan teman-teman saya, saya merasa harus membuat mereka senang, tetapi dengan pria sewaan ini (Shoji), saya tidak perlu mengobrol," kata Chida.
Sebelum Shoji menjalani "pekerjaan impian ini", dia bekerja pada sebuah penerbit dan sering dicemooh lantaran "tidak melakukan apa pun."
"Saya mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saya menawarkan kemampuan saya, yaitu 'tidak melakukan apa-apa' sebagai satu layanan kepada klien saya," kata Shoji sebagaimana dilansir DW pada Selasa (6/9/2022).
Pekerjaan unik ini menjadi satu-satunya sumber pendapatan Shoji untuk menafkahi anak dan istrinya.
Meski dia menolak mengungkapkan pendapatan yang diterimanya, tetapi dia mengaku bertemu satu atau dua klien setiap hari.
Sebelum pandemi Covid-19, dia bisa mendapatkan tiga atau empat klien setiap hari.
"Orang-orang cenderung berpikir bahwa kemampuan 'tidak melakukan apa-apa' yang saya miliki itu berharga karena berguna (bagi orang lain). Tidak apa-apa untuk benar-benar tidak melakukan apapun. Orang tidak harus selalu berguna dengan cara tertentu,” ungkap Shoji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Shoji Morimoto, Pria Jepang yang Dibayar untuk Tidak Melakukan Apa-apa"
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR