Ada pula Moms yang marah-marah ke dokternya gara-gara dirinya tak kunjung ada pembukaan, sementara ibu di sebelahnya baru masuk kamar bersalin beberapa jam kemudian anaknya sudah bisa lahir; dan lainnya.
Marah-marahnya Moms saat menanti kelahiran, didorong oleh perasaan tak nyaman dalam diri.
Karena Moms bukan hanya tegang dalam menunggu, tapi juga cemas, takut ada apa-apa dengan bayi dalam kandungan.
Terlebih dalam menunggu disertai pula dengan rasa sakit, sementara rasa sakit yang dialaminya belum pernah terbayangkan.
Terlebih saat pembukaan makin mendekati lengkap, durasi kontraksi akan makin pendek, hingga durasi sakitnya makin lama. Belum hilang sakitnya sudah kontraksi lagi.
Nah, itu, kan, sesuatu yang menghabiskan tenaga. Pada saat ia mau istirahat, sudah datang kontraksi lagi.
Memang, kadar rasa sakit yang dirasakan tiap-tiap orang takkan sama, tergantung ambang sakitnya.
Namun umumnya, kala rasa sakit itu datang, yang terjadi adalah Moms panik. Hingga, semua teori atau apa pun yang ia pelajari jadi lupa.
Moms hanya ingin agar semua perasaan tak nyaman itu segera berakhir.
Makanya, tak heran kadang ada Moms yang bawaannya marah-marah melulu dan yang dijadikan tumbal adalah suaminya. Melihat suaminya mondar-mandir gelisah, ia jadi sebal.
Tak lain karena rasa tak tertahankan, hingga Moms menganggap sebetulnya suami pun harus menanggungnya juga, bukan Moms saja yang harus menanggungnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Perlu Cek Segera, Ini Faktor Penyebab Persalinan Sungsang dan Jenis Sungsang
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR