Nakita.id - Penyakit ISPA pada bayi menjadi salah satu penyakit yang paling dikhawatirkan orangtua.
Namun sayangnya, masih banyak orangtua yang tidak tahu secara detail terkait penyakit ISPA pada bayi ini.
Maka dari itu, penting sekali bagi Moms sebagai orangtua untuk mengenal lebih lanjut tentang penyakit ISPA pada bayi.
Penjelasan kali ini dibantu oleh seorang dokter spesialis anak di RSU Bunda Jakarta, dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A.
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan atas, Moms.
"(Saluran pernapasan atas) terdiri dari hidung, organ hidung, sinus, faring atau tenggorokan, dan laring. Di laring sendiri ada pita suara," kata dr. Melanie saat diwawancarai Nakita pada Rabu (19/10/2022).
Menurut dr. Melanie, gejala-gejala yang biasanya dirasakan adalah adanya lendir di saluran napas bayi.
"Ada inflamasi di saluran napasnya. Pilek, batuk, terus mengeluarkan lendir," sebutnya.
"Terus bisa suaranya serak. Bisa disertai dengan nyeri menelan. Bisa disertai demam, atau sakit kepala, nyeri-nyeri otot," sebutnya lagi.
dr. Melanie menyebut, gejala berbahaya yang harus orangtua waspadai adalah bayi menjadi sesak napas.
"Kalau sesak napas itu suatu kegawat daruratan, sehingga harus dibawa ke rumah sakit," katanya berpesan.
Baca Juga: Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Penyakit Lain Saat Musim Pancaroba, Wajib Diwaspadai
dr. Melanie menyampaikan bahwa penyebab utamanya adalah virus.
"Bayi itu imunitasnya masih rendah sekali. Jadi, ketika dia diserang ya langsung collapse," terang dr. Melanie.
"Cuma, seperti yang kita ketahui, untuk melawan virus itu yang paling penting adalah daya tahan tubuhnya," lanjutnya menerangkan.
Selain virus, dr. Melanie juga mengatakan bahwa bakteri juga bisa menjadi penyebab lain.
Namun, kasus penyakit ISPA yang disebabkan oleh bakteri sendiri bisa dibilang jarang, Moms.
Meski semua orang dari berbagai usia berisiko terkena penyakit ini, balita khususnya menjadi salah satu kalangan yang paling rentan, karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah atau belum optimal.
Selain itu, lanjut dr. Melanie, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh.
"Kalau lingkungan rumahnya terlalu humid atau lembab, lalu tinggalnya di satu rumah yang ada banyak anggota keluarganya, tentu juga berisiko," ungkap dr. Melanie.
Bahkan, lanjutnya lagi, orangtuanya yang bekerja di luar atau kakaknya yang sudah bersekolah bisa berisiko membawa virus pulang ke rumah.
Sehingga, virus ini bisa menular ke bayi dan meningkatkan risiko terkena penyakit ISPA.
Baca Juga: Maksimalkan Layanan Kesehatan, Simak Cara Pelayanan ISPA di Puskesmas
dr. Melanie menyebut salah satu dampaknya adalah bayi bisa kejang.
"Kejang, kalau demamanya tinggi sekali dan tidak terhidrasi dengan baik," katanya.
Dampak risiko yang kedua adalah sesak napas, Moms.
"Jadi pneumonia atau radang paru-paru," ungkap dr. Melanie.
"Kalau sudah seperti itu, harus langsung dibawa ke rumah sakit agar segera ditangani," pesan dr. Melanie.
dr. Melanie mengatakan bahwa penyakit ISPA pada bayi tidak harus selalu dibawa ke rumah sakit dan mendapat obat.
"Orangtua bisa memulai dulu pengobatan di rumah, dari yang gampang-gampang," katanya.
Menurut dr. Melanie, berjemur sangat membantu untuk membentuk daya tahan tubuh bayi.
Juga, untuk membantu memperbaiki kerja dari saluran napasnya.
Bahkan, untuk membantu mengeluarkan lendir.
"Cairan itu sangat penting untuk (menyembuhkan) penyakit ISPA," kata dr. Melanie dengan tegas.
Pertama, cairan bisa membantu mengencerkan dahak, sehingga bayi mudah mengeluarkan lendir.
Kedua, untuk pasien khususnya bayi yang demam, cairan akan membantu menurunkan suhu badannya.
Lalu ketiga, jika bayi kekurangan cairan atau dehidrasi, maka obat-obatnya tidak akan bekerja secara maksimal.
Berikutnya, lanjut dr. Melanie, bayi harus beristirahat yang cukup di rumah.
"Untuk demamnya sendiri, kita bisa bantu dengan kompres tangan. Bisa bantu juga dengan baju tipis untuk bayi," sarannya.
Pemberian vitamin seperti vitamin C dan D, juga mineral zinc itu penting untuk daya tahan tubuh bayi, Moms.
"Boleh juga pemberian madu dengan air hangat, untuk membantu meredakan gejala (penyakit) ISPA," kata dr. Melanie.
dr. Melanie dengan pasti mengatakan, satu-satunya cara adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
"Cuci tangan, hindari keramaian. Kalau memang pergi keluar untuk orang dewasa usia 2 tahun keatas, harus pakai masker. Bayi juga jangan terlalu sering dibawa keluar," katanya.
Selain itu, mendapatkan vitamin B3 baik dari sinar matahari ataupun dari suplemen juga sangat penting menurut dr. Melanie.
"Lalu kalau bisa, kalau ada yang sakit, jangan langsung cium-cium bayinya dan langsung pakai masker. Tidurnya pisah dulu, supaya bayinya tetap sehat," tutup dr. Melanie.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR