Psikolog Masha Tengker dari Amanasa Indonesia, mengatakan pada tahap terakhir gangguan psikologis dapat terjadi setelah fase melahirkan.
"Biasanya dalam 1-2 minggu pasca melahirkan dimana wanita mengalami kelelahan untuk mengurus bayinya serta harus menyusui serta mengurus rumah tangga," katanya.
Selain itu, ibu juga lebih rentan mengalami Baby Blues Syndrome setelah melahirkan.
"Baby Blues Syndrome adalah suatu fenomena yang biasa terjadi setelah melahirkan karena adanya perasaan baru yang tidak menentu serta kelelehan yang terjadi didalam mengurus bayi dan rumah tangga," kata Marsha Tengker.
"Kondisi ini jika bertahan lebih dari 2 minggu akan mengarah kepada gangguan psikologis yang lebih berat seperti depresi postpartum," lanjutnya.
Kemudian dr. I.G.A.N Partiwi SpA, MARS, selaku dokter spesialis anak RSIA Bunda Jakarta juga menambahkan perasaan cemas dan stress ini bisa berpengaruh terhadap produksi ASI.
"ASI yang diproduksi akan semakin berkurang ketika ibu cemas dan stres," kata dr. Tiwi.
"Disinilah pihak ketiga seperti keluarga atau peran suster, dokter. atau adanya homecare bisa ikut membantu," lanjutnya.
"Hal ini supaya si ibu bisa melalui 2 minggu pertama setelah melahirkan dengan lebih baik," ujarnya.
Oleh karena itu, peran dan dukungan keluarga sangatlah diperlukan untuk pasangan yang sedang menjalani program kehamilan, selama kehamilan dan bahkan setelah melahirkan.
Baca Juga: Di Hari Kesehatan Mental Sedunia Harus Tahu Ciri-ciri Mental Breakdown, Apa Moms Mengalaminya?
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR