Nakita.id - Ada beberapa cara mencegah anak sering ngemil.
Anak susah makan nasi dan maunya hanya ngemil saja?
Sebagai orangtua, kita pasti pusing dibuatnya ya.
Salah satu sebab anak sulit makan adalah keseringan ngemil.
Terlebih, ngemil camilan manis atau gurih menjelang jam makan utamanya.
Anak doyan ngemil, sebetulnya karena kelalaian orangtua juga.
Bukankah ia tak akan tahu jika tak diajari? Iklan di TV bisa saja menggoda.
Namun kalau ia tak kenal atau diperkenalkan pada rasa makanan yang diiklankan, dia tak akan minta.
Jikapun ia minta lantaran tergoda oleh iklannya, toh, kita bisa menolaknya dengan memberikan penjelasan yang mudah dimengertinya. Jadi, kendali tetap pada orangtua.
Jika ia sudah terlanjur suka jajan, orangtua pun harus tetap memegang kendali. Atur frekuensi jajanannya.
Sehari hanya boleh satu, misal. Karena kita, kan, kadang tak bisa mencegah anggota keluarga lain memberi hadiah pada Si Kecil.
Entah neneknya datang membawa oleh-oleh cokelat atau tantenya membelikan es krim.
Ajarkan pada anak, ia hanya boleh makan oleh-oleh tadi sesudah makan nasi, itu pun sedikit-sedikit saja.
Katakan, "Sepotong dulu, ya. Sisanya Mama simpan buat besok." Tetap tunjukkan bahwa makanan itu adalah haknya dan kita tak akan ikut makan tapi hanya membantu menyimpan.
Dengan mengatur jajan anak, pola makannya tak akan terganggu dan ia pun jadi tak rakus.
Biar saja ia menangis kalau tak dibelikan karena kita harus tetap tegas.
Ia perlu tahu, jika orangtuanya mengatakan tidak, ya, berarti tidak, tentu dengan disertai alasan yang dapat dipahami anak.
Soalnya, kalau kita lemah dan mengalah, ia akan menjadikan tangisannya sebagai senjata.
Orangtua pun harus menghindari memberi camilan yang mengenyangkan atau kue-kue manis, bila waktunya mendekati jam makan makanan utama.
Selain itu, snack dalam kemasan yang rasanya gurih berkadar garam amat tinggi tak baik bagi kesehatan maupun pola makan anak. Begitu juga cokelat atau permen yang berkadar gula tinggi.
Namun, bukan berarti bahwa si kecil sama sekali tak boleh mengonsumsi snack semacam itu.
Kalau hanya seminggu sekali, masih oke. Asalkan sekali lagi, mengonsumsinya tak berdekatan dengan waktu makan utama.
Beri Pengertian
Agar anak tak terlanjur lebih suka ngemil ketimbang makan makanan utama, orangtua sedini mungkin harus memberikan pengertian akan pentingnya makanan sehat.
Beri penjelasan, mana makanan yang sehat dan tidak kepada anak, mana yang boleh dia beli dan mana yang tidak, serta kapan saja dia boleh jajan.
Soal anak jajan ini, menurut ahlinya, setelah si kecil usia 4-5 tahun, barulah ia dibolehkan jajan.
Lebih mudahnya, orangtua harus survey dulu makanan apa saja yang biasa dijajakan oleh para pedagang dan makanan apa pula yang biasa dihidangkan di pesta-pesta anak.
Dengan demikian, orangtua bisa menjelaskan secara lebih spesifik mengenai makanan apa saja yang boleh dan tak boleh dimakan.
Selain ciri-ciri fisiknya, jangan lupa jelaskan pula alasan kenapa makanan tertentu tak baik dimakan oleh anak.
Misal, “Nak, jangan beli gorengan di pinggir jalan. Soalnya, makanan itu tidak tertutup sehingga bisa dikerubungi lalat.
Nah, kuman yang dibawa lalat itu kalau termakan bisa bikin kamu sakit.” Atau, “Nak, jangan beli makanan ini, karena memakai pewarna buatan dan tidak segar”.
Jika anak sudah menginjak usia 4-5 tahun, biasanya dia sudah mengenal angka, jadi bisa dijelaskan pula arti tanggal kedaluwarsa yang tertera di kemasan makanan.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR