Nakita.id - Menjadi Moms yang baru sana melahirkan tentu hal baru.
Moms akan belajar banyak hal, termasuk belajar menyusui untuk pertama kali.
Tak hanya Moms, si Kecil juga belajar menyusu kepada Moms.
Sehingga Moms dan si Kecil sama-sama belajar dari awal mengenai menyusui.
Tetapi terkadang menyusui pertama kali bagi Moms bukan hal yang mudah.
Banyak yang mengalami kesulitan bahkan hingga menangis karena mengalami masalah saat menyusui pertama kali.
Tak hanya itu, bahkan hampir 98 persen ibu menyusui selalu mengeluhkan ASI tak keluar atau kalaupun keluar amat sedikit.
Padahal produksi ASI tergantung bagaimana cara memerah.
Jika Moms tepat dalam memerah ASI atau memberikannya pada si Kecil, pasti keluhan itu tak mungkin terjadi.
Dan lagi, produksi ASI tergantung dari pengeluarannya.
Sehingga jika diperah dengan benar, ASI merupakan sumber makanan yang tak pernah habis.
Baca Juga: Perhatikan Pentingnya Gizi dan Makanan Seimbang yang Dibutuhkan Ibu Menyusui
Oleh sebab itu, Moms juga harus memerhatikan posisi menyusui yang tepat.
Posisi yang tepat, pertama adalah posisi mulut bayi dan puting susu Moms yang disebut posisi attachment.
Posisi ini paling penting dan umumnya lebih sukar.
Bila posisi ini salah, bisa berpengaruh pula pada posisi yang kedua, yaitu posisi badan Moma dan badan bayi.
Kunci penting pada posisi kedua ini adalah chest to chest dan chin to breast.
Hal lain yang harus diperhatikan, selagi menyusui dengan payudara sebelah kiri, payudara kanan dibiarkan bebas.
Jangan menutupinya dengan bra ketat karena hanya akan mematikan feedback yang seharusnya diteruskan ke otak untuk memproduksi hormon ASI.
Dengan membendung, otak akan mendapat kiriman sinyal negatif, hingga hormon pembuat susu tak lagi diproduksi.
Itulah mengapa, dianjurkan agar menyusui bayi pada kedua payudara secara bergantian, masing-masing selama 10 menit.
Jika Moms hanya menyusui di satu sisi saja, maka payudara yang satu lebih sering kosong.
Akibatnya, bayi pun jengkel kala ia harus menyusu dari payudara tersebut, akhirnya malah malas menyusu.
Baca Juga: Cara Tepat Mengenal Kebutuhan Aneka Zat Gizi pada Ibu Menyusui
Lagipula, secara fisik juga jadi jelek karena payudara yang sering diisap akan menjadi lebih besar.
Untuk mengatasinya, payudara yang jarang diisap bayi, harus diperah dengan baik sehingga keduanya jadi sama-sama bekerja atau digunakan.
Susui bayi kapan pun ia membutuhkannya. Toh, memberikan ASI sebanyak mungkin sama sekali tak merugikan, malah menguntungkan karena bisa memacu produksi ASI.
Apalagi keindahan payudara sama sekali tak terganggu hanya dengan aktivitas menyusui.
Asalkan tetap dijaga dengan penggunaan bra yang bisa menyangga sepenuhnya, selain gerakan senam yang bisa mengencangkan otot-otot dada.
Cara meletakkan bayi harus benar.
Moms harus memeluk bayi dan seluruh badannya menghadap payudara.
Posisinya harus lurus searah, dari kuping, hidung, dan badannya.
Perut bayi menempel pada perut Moms atau payudara bagian bawah dan dagunya menempel pada payudara Moms.
Asalkan posisi mulut bayi dengan puting susu sudah benar, posisi tubuh Moms saat memberi ASI bisa lebih bervariasi.
Yang paling tepat adalah posisi duduk dan tidur.
Baca Juga: Apakah Boleh Melakukan Diet Selama Menyusui? Ini Jawabannya!
Moms yang menjalani persalinan dengan operasi dan perutnya masih luka, bisa memegang bayi dengan posisi badan bayi agak ke atas dan kepalanya ke arah payudara.
Untuk bayi kembar, bayi bisa sekaligus digendong dengan football position atau posisi memegang bola.
Jadi, si kembar ditempatkan di payudara kiri dan kanan, sementara kaki bayi berada di belakang tubuh Moms.
Untuk kenyamanan, kepala bayi bisa disangga bantal.
Selain itu, si kembar bisa juga diberi ASI lewat cross position atau posisi menyilang, di mana tubuh bayi saling menyilang.
Umumnya, Moms meletakkan jemari tangan dalam posisi “menggunting”.
Padahal ternyata posisi ini salah, karena akan mengunci “gudang” maupun saluran susu di payudara, hingga ASI malah tak keluar.
Yang benar, ibu jari di atas dan keempat jari di bawah puting guna menopang payudara.
Jangan menariknya begitu saja selagi masih “tertancap” di mulut bayi, karena akan membuat puting lecet.
Yang terbaik, lepaskan puting dengan memasukkan jari kelingking kita ke mulut si kecil melalui sudut mulut, atau menekan dagu bayi ke bawah.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: 6 Masalah Kesehatan Ibu Menyusui yang Tak Boleh Diabaikan, Segera Cari Penanganannya
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR