Nakita.id - Berat badan janin menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan ibu hamil.
Ini karena berat badan janin bisa menjadi indikasi kesehatan si Kecil.
Moms dianjurkan untuk mengecek berat badan janin setidaknya satu kali per trimester.
Perlu Moms tahu kalau berat badan ibu hamil tidak selalu selaras dengan berat badan janin.
Ini karena tumbuh kembang janin bergantung pada asupan dan kesehatan Moms.
Bukan pada jumlah dan banyaknya makanan yang kalian konsumsi.
Idealnya, berat badan janin selalu bertambah setiap trimester.
Pada trimester pertama atau 12 minggu kehamilan, berat badan janin bertambah sekitar 14 gram.
Saat trimester kedua, berat janin akan bertambah 23 gram di awal dan 1 kilogram di akhir trimester dua.
Di trimester ketiga, berat badan janin akan bertambah dengan cepat. Berat badan janin di trimester akhir diharapkan mengalami penambahan berat hingga 2-3 kg.
Bayi lahir cukup bulan idealnya memiliki berat badan berkisar 2,5 - 4 kg.
Lantas, apa yang membuat berat badan janin berbeda-beda?
Melansir dari Kompas, berikut hal yang bisa berpengaruh pada pertumbuhan janin di dalam kandungan Moms.
Menurut Dr Med dr Calvin Tjong, SpOG, dari RS Puri Indah, Jakarta Barat, dan RSIA Family, Jakarta Utara, berat badan janin dipengaruhi oleh kebiasaan dari sang ibu.
Disebutkan jika penting bagi ibu hamil untuk mencermati berat badan (BB) prahamil dan selama kehamilan.
Tentu pengaturan BB mesti sesuai dengan rambu-rambu yang ada, sehingga diharapkan kehamilan yang dijalani lebih sehat, dan tumbuh-kembang si calon bayi pun optimal.
Bagi Moms yang hamil namun terlalu kurus, langkah utama yang perlu dilakukan adalah menambah porsi makan.
Memang pertambahan berat badan sepanjang masa kehamilan diperlukan untuk mencegah timbulnya kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa kenaikan berat badan yang tidak mencapai target dalam masa kehamilan ternyata tidak banyak memengaruhi keadaan kehamilan.
Jadi, tidak perlu dilakukan upaya tambahan terlalu keras untuk menaikkan BB ini karena justru dikhawatirkan dapat berakibat pada timbulnya obesitas.
Anggapan keliru bahwa perut ibu hamil yang tampak kecil menandakan janin dalam kandungan tidak bertumbuh dengan baik, juga kerap menjadi penyebab ibu jadi kelebihan berat badan.
Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengobati Kram Kaki saat Hamil, Segera Terapkan agar Tak Bertambah Parah
Padahal, perut yang tampak kecil ini umumnya disebabkan oleh lapisan lemak pada dinding perut ibu yang masih tipis dan bukan karena pertumbuhan janin yang terganggu.
Adanya ketidakmengertian inilah yang menyebabkan ibu hamil berlomba-lomba makan berlebihan agar perutnya membesar.
Anggapannya, bila ibu sudah gemuk maka janin dalam kandungan pun tumbuh besar berasal lapisan lemak dalam dinding perut ibu, bukan janinnya.
Terlepas dari pertambahan BB, pertumbuhan janin sebenarnya relatif sama pada semua ibu hamil pada trimester 1 hingga menjelang akhir trimester 2.
Patut diketahui bahwa pertumbuhan janin tidak semata-mata ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil, atau kenaikan berat badan ibu pada masa kehamilan ya, Moms.
Namun juga ditentukan oleh faktor genetik serta ukuran pembuluh darah dari ibu hamil ke rahim dan plasenta, yang merupakan saluran makanan bagi janin dalam kandungan.
Disebutkan jika rahim seorang wanita yang tidak hamil menerima suplai darah sekitar 50 ml setiap menit.
Pada masa kehamilan, pembuluh darah rahim akan mengalami perkembangan hingga bisa mengalirkan darah 600 ml setiap menit.
Bila terjadi gangguan perkembangan pembuluh darah rahim ini, janin dalam kandungan tidak akan bertumbuh dengan baik walaupun ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang drastis.
Perkembangan pembuluh darah rahim ini bisa dimonitor dengan pemeriksaan ultrasonografis Doppler (USG Doppler).
Nah, hal lain yang turut memengaruhi perkembangan janin adalah kebiasaan mengonsumsi narkoba dan merokok pada ibu.
Baca Juga: 2 Penyakit Infeksi pada Ibu Hamil Ini Rentan Terjadi pada Masa Kehamilan, Kenali Sebelum Terlambat
Kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan perkembangan janin menjadi buruk, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur dan BBLR.
Untuk itu, Moms harus mau tak mau menghentikan kebiasaan buruk tersebut demi menjaga berat badan janin menjadi normal kembali.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR