Kalaupun kita terpaksa melakukannya, bandingkan dengan tujuan membangun motivasi anak.
Contoh, “Adek mau enggak prestasimu seperti kakakmu? Yuk, kita belajar lebih giat!”
Dengan begitu, anak tidak merasa dihakimi tetapi diajak untuk berpikir bahwa untuk bisa berprestasi seperti kakak maka dia harus lebih giat belajar.
Tetapi jangan terlalu sering melakukannya, karena lama-lama anak pun akan merasa kalau dia terus-menerus dibandingkan dengan kakaknya.
Manfaatkan kelebihannya
Ajari anak untuk "memanfaatkan" hal-hal positif atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki si teman.
Semisal dengan mendorong anak untuk berani menanyakan kiat belajar temannya.
Jangan lupa, hargai pula "selera" anak.
Bukankah ia lebih tahu berapa lama, di mana, jam berapa dan bagaimana cara belajar yang paling pas untuknya?
Biasakan anak belajar mengambil keputusan yang menyangkut kepentingannya.
Hasilnya akan jauh lebih baik ketimbang Moms sibuk memikirkan si anak harus begini-begitu. (Sumber: Tabloid Nakita)
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR