Ini membuat anak bingung, perilaku mana yang harus ia tiru. Walhasil, anak mencontoh perilaku buruk karena itulah yang lebih menarik perhatiannya, juga lingkungannya.
5. Tidak dengan Keras
Mengajak atau mengajari anak bersopan santun tidak perlu dengan cara yang keras. Bersikap lembut terkadang lebih efektif membuat anak betul-betul memahami maksud dan tujuan yang kita ajarkan.
Namun karena ini adalah sebuah proses, kita perlu sabar hingga anak mengerti dan menerapkannya. Sikap yang keras malah mungkin membuat anak membangkang dan tidak mau melakukannya.
6. Jelaskan
Kita sudah berperilaku sopan santun tetapi nyatanya anak tidak mengikuti perilaku kita. Mungkin, ia meniru dari pihak lain, semisal pengasuh, tetangga, atau teman sekolahnya.
Karena itu kita perlu melakukan kerja sama dengan orang rumah, pengasuh misalnya, minta ia ikut mencontohkan perilaku santun.
Jika kita bisa menyampaikan ke tetangga, sampaikanlah akan apa yang sedang kita terapkan ke anak.
Jika tidak, jaga anak untuk tidak meniru perilaku negatif. Misal, dengan tidak terlalu sering nenangga, jika nenangga kemudian muncul perilaku tak sopan segera kita arahkan dan jelaskan bahwa apa yang ia lakukan tak baik.
Demikian pula jika peniruan datang dari teman sekolahnya, kita perlu mengarahkan dan menjelaskan sambil membicarakan ke pihak sekolah mengenai masalah-masalah yang muncul.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Membentuk Pribadi yang Sopan, Tata Krama Dasar Ini Wajib Orangtua Ajarkan pada Anak
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR