Nakita.id – Bagaimana cara mengajarkan sopan santun kepada anak?
Cara mengajarkan sopan santun kepada anak bisa dilakukan sejak dini.
Sopan santun menjadi salah satu bekal yang baik untuk tumbuh kembang anak.
Bersikap sopan dan santun merupakan salah satu tata krama yang harus dilakukan anak dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dengan bersikap sopan dan santun, citra diri anak menjadi lebih positif dan ia akan semakin dihargai oleh lingkungannya. Diyakini, kelak anak yang dibiasakan dari kecil bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi.
Ini karena anak mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut. Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik.
Tetapi ingat, mengajarkannya tak bisa dilakukan secara instan, perlu proses pembelajaran yang cukup lama, konsisten dan berkesinambungan, mengingat anak mudah lupa dan gampang terpengaruh hal-hal negatif.
1. Berikan Penjelasan
Jelaskan pada anak, mengapa kita harus bersikap sopan santun. “Kita harus bersikap sopan santun supaya orang lain senang pada kita,” misal. Dengan begitu, anak paham kenapa ia harus melakukannya.
Penjelasan akan jauh lebih dipahami anak saat ia berperilaku tak sopan. Contoh, anak prasekolah berteriak-teriak atau lari ke sana-kemari saat kita menerima tamu. Atau, si usia sekolah sering marah-marah dengan membanting tas atau sepatunya.
Jelaskan ke anak jika perilaku ini tak baik ditunjukkan karena mengganggu tamu atau merusak tas/sepatunya. Selain itu, perilakunya ini pun membuat ia tidak disenangi orang lain.
Baca Juga: Moms dan Dads Bisa Berperan Sama Mengajarkan Sopan Santun pada Anak Lewat Cara Ini
Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia anak agar mudah dipahami anak. Semakin muda usia anak, semakin sederhana bahasa yang digunakan.
2. Mulailah dari Hal Kecil
Hal-hal kecil bisa kita terapkan saat mengajarkan perilaku sopan santun pada anak. Kebiasaan kecil ini, jika tertata dengan baik, akan memunculkan keseluruhan perilaku yang baik pada anak.
Beberapa hal kecil misalnya mengucapkan terima kasih kala diberi sesuatu, mengucapkan "maaf" jika bersalah, mengucapkan tolong ketika meminta diambilkan sesuatu.
Juga menyapa memberi salam atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain, mengajarkan adab menerima telepon, mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar tidur orangtua, mengajarkan etiket di meja makan, dan banyak lagi.
3. Jadilah Contoh yang Baik
Anak adalah sosok peniru yang ulung. Apa pun yang dilihatnya, meskipun hanya sekali, sangat mungkin ditirunya. Umpama, ayah yang berkata kasar bisa ditirunya dengan cepat. “Kok mainannya dirusak? Dasar anak bodoh!”
Karena itu, jadilah model yang baik buat anak. Ingat, orangtua adalah model utama bagi anak. Apa pun yang kita lakukan menjadi cerminan perilaku anak.
Model yang baik bisa dengan mengucapkan kata-kata santun, berperilaku sopan, tidak membentak-bentak, dan lainnya. Dengan begitu anak pun akan turut berperilaku seperti kita.
4. Konsisten dan Konsekuen
Selain menjadi model yang baik, orangtua juga dituntut menjadi model yang konsisten dan konsekuen menerapkan perilaku yang baik. Jangan sampai sekarang kita berperilaku sopan santun, esoknya berperilaku sembarangan.
Ini membuat anak bingung, perilaku mana yang harus ia tiru. Walhasil, anak mencontoh perilaku buruk karena itulah yang lebih menarik perhatiannya, juga lingkungannya.
5. Tidak dengan Keras
Mengajak atau mengajari anak bersopan santun tidak perlu dengan cara yang keras. Bersikap lembut terkadang lebih efektif membuat anak betul-betul memahami maksud dan tujuan yang kita ajarkan.
Namun karena ini adalah sebuah proses, kita perlu sabar hingga anak mengerti dan menerapkannya. Sikap yang keras malah mungkin membuat anak membangkang dan tidak mau melakukannya.
6. Jelaskan
Kita sudah berperilaku sopan santun tetapi nyatanya anak tidak mengikuti perilaku kita. Mungkin, ia meniru dari pihak lain, semisal pengasuh, tetangga, atau teman sekolahnya.
Karena itu kita perlu melakukan kerja sama dengan orang rumah, pengasuh misalnya, minta ia ikut mencontohkan perilaku santun.
Jika kita bisa menyampaikan ke tetangga, sampaikanlah akan apa yang sedang kita terapkan ke anak.
Jika tidak, jaga anak untuk tidak meniru perilaku negatif. Misal, dengan tidak terlalu sering nenangga, jika nenangga kemudian muncul perilaku tak sopan segera kita arahkan dan jelaskan bahwa apa yang ia lakukan tak baik.
Demikian pula jika peniruan datang dari teman sekolahnya, kita perlu mengarahkan dan menjelaskan sambil membicarakan ke pihak sekolah mengenai masalah-masalah yang muncul.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Membentuk Pribadi yang Sopan, Tata Krama Dasar Ini Wajib Orangtua Ajarkan pada Anak
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR