Nakita.id - Mengetahui risiko ketuban pecah memang wajib karena ini momok bagi ibu hamil.
Selain mengetahui risiko ketuban pecah, Moms juga harus tahu siapa saja yang bisa mengalami ketuban pecah.
Tanda ketuban pecah juga penting diketahui selain risiko ketuban pecah. Berikut penjelasan singkatnya.
Semakin awal terjadinya pecah ketuban pada masa kehamilan, maka semakin serius kondisi tersebut.
Ketuban pecah dini yang berlangsung lama (lebih dari 18 jam) berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi bayi baru lahir.
Tanda bahaya kehamilan ini perlu ditangani sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya komplikasi pada ibu dan calon bayi.
Setelah tahu risikonya, Moms harus tahu siapa saja yang berpotensi mengalami ketuban pecah dini.
Perlu diketahui ada beberapa faktor risiko yang membuat ibu hamil berpeluang mengalami air ketuban pecah dini prematur.
Melansir laman WebMD (27/7/2020), ibu hamil lebih berisiko mengalami air ketuban pecah dini prematur jika:
1. Berat badan kurang
2. Merokok
Baca Juga: Moms Wajib Baca! Ini Dia Penyebab Utama Ketuban Pecah dan Tanda-tanda yang Kerap Ditunjukkan
3. Memiliki PPROM dengan kehamilan sebelumnya
4. Memiliki infeksi saluran kemih yang tidak diobati
5. Pernah mengalami pendarahan vagina saat hamil
6. Memiliki masalah dengan leher rahim selama kehamilan
Lantas, bagaimana cara kita tahu tanda air ketuban pecah? Melansir Parents, berikut ini beberapa tandanya.
Moms harus tahu, saat ketuban pecah, Moms mungkin akan merasakan tetesan atau semburan tergantung dari seberapa besar dan di mana robekan terjadi. Biasanya dari vagina akan merembes hingga kaki.
Bisa seperti kondisi bocor atau bahkan seperti air terjun yang deras. Selain itu, jika kantung ketuban pecah di bawah kepala bayi, maka cairan telah menumpuk dan akan menyembur keluar.
Namun, bila peristiwa pecah ketuban terjadi lebih tinggi dari kepala, aliran air tidak akan terlalu deras.
Dalam banyak kasus, aliran cairan ketuban sering tidak terkontrol. Seorang ibu hamil bisa saja mendapat total 2,5-3 cangkir cairan ketuban.
Apabila masih berada di rumah atau sedang dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan, Moms dapat mengatasi kebocoran ketuban dengan memakai pembalut atau duduk di atas handuk bersih.
Secara umum, cairan ketuban tidak berbau, meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin.
Baca Juga: Ketuban Pecah di Usia Kandungan 2 Bulan, Apa yang Harus Dilakukan?
Air ketuban juga berwarna jernih dengan sedikit lendir. Pada beberapa wanita, kemungkinan ditemukan sedikit garis-garis darah.
Tanda berikutnya yang kerap dirasakan banyak ibu hamil adalah adanya ledakan dari dalam, Moms.
Meski tak terasa menyakitkan, tanda air ketuban pecah satu ini bisa berlanjut dengan munculnya kontraksi dengan frekuensi dan intensitas berlebih.
Proses pecahnya air ketuban bisa saja terasa seperti inkontinensia urine atau kondisi saat seseorang sulit menahan buang air kecil hingga mengompol.
Bumil yang belum menyadari bahwa air ketubannya pecah kemungkinan berpikir bahwa ia ingin buru-buru ke toilet namun sebelum sampai di kloset, air sudah mengalir dengan deras.
Perlu diingat, cairan urine dan air ketuban memiliki perbedaan yang terlihat nyata. Seperti dipaparkan pada poin ketiga, ketuban tidak berbau dan cenderung jernih.
Sementara, urine bewarna kekuningan dan berbau seperti anomia.
Jika Moms masih tidak tahu apakah itu cairan ketuban atau air seni, cobalah duduk selama beberapa menit lalu berdiri. Apabila masih ada cairan yang keluar, kemungkinan itu merupakan air ketuban yang telah pecah.
Tekstur air ketuban sangat tipis dan cair. Hal itu berbeda dari keputihan yang kental dan memiliki variasi warna, dari bening hingga abu-abu.
Kalau sudah ada beberapa tanda ketuban pecah seperti di atas, jangan panik.
Berikut hal-hal yang bisa Moms lakukan saat tanda air ketuban pecah mulai terjadi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR