Nah, posisi kaki dan telapak kaki yang agak tertekuk ini akan tetap tampak kala ia dilahirkan. Biasanya dalam 1-2 minggu kemudian akan kembali pada posisi normal.
Faktor yang dominan berperan adalah genetika selain ditunjang pula oleh faktor lingkungan.
Contohnya, saat hamil sang ibu minum obat-obatan tertentu, seperti talidomid, sehingga mengganggu perkembangan janinnya.
Tak jarang juga, kelainan ini sebagai akibat dari usaha menggugurkan kandungan dengan cara minum macam-macam obat atau jamu tertentu, yang kemudian tidak berhasil. Kelainan timbul karena ada gangguan pada pembentukan saat di kandungan.
Hanya saja, kelainan tak selalu terlihat pada saat baru lahir. Bahkan, kadang ada yang baru terlihat atau disadari setelah si anak berusia 1 tahun.
Kelainan bawaan biasanya ditangani dengan tindakan operasi.
Meski belum banyak dilakukan penelitian, tapi ada kecurigaan penggunaan baby walker dan bedong bisa mengakibatkan kelainan kaki pada Si Kecil.
Salah satu dasar pemikirannya, saat menggunakan baby walker, posisi duduk bayi seringkali menyebabkan terjadinya putaran keluar pada tulang paha.
Berdasar itulah baby walker dituduh sebagai penyebab anak berjalan seperti bebek, agak mengangkang.
Sebaliknya, pada bayi-bayi yang dibedong sering terjadi putaran sumbu tulang ke arah dalam sehingga posisi kedua lutut jadi saling bertemu di tengah atau bentuk X.
Apalagi kalau dibedongnya terlalu kuat dan lama. Namun demikian, kadang bedong justru dianjurkan sebagai bentuk terapi kelainan bentuk kaki.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR