Nah, sebagai menejer keuangan keluarga, tentu ia harus pandai-pandai mengatur keuangan keluarganya, bukan?
Itu sebab, perbedaan-perbedaan harga yang oleh orang luar dinilai sepele, bagi Moms sangat berarti.
Terlebih bila ia memperhitungkannya berdasarkan akumulasi atau penjumlahan.
Coba, bagaimana jadinya bila belanja keluarga tekor?
Moms juga, kan, yang biasanya dituduh tak becus pegang uang? Sementara Dads dan anak biasanya tak mau tahu.
Mereka cuma tahu beres saja karena tak mau kelewat njlimet memperhitungkan perbedaan-perbedaan harga tadi.
Jadi kalau pelitnya dalam arti hemat, dipahami saja.
Ketimbang punya istri boros yang bisanya cuma menghambur-hamburkan uang melulu.
Apalagi, biasanya karakter pelit yang hemat ini lebih dimunculkan oleh kondisi tertentu, semisal, terbiasa menjalani kehidupan serba susah dari sudut ekonomi, hingga ia harus menabung dulu untuk mendapatkan yang diinginkannya. Malah bagus, kan?
Si Kecil pun bisa belajar menabung dari Moms, sekaligus belajar menahan diri untuk menunda keinginannya.
Sebaliknya, si pelit dalam arti tak mau berbagi, biasanya diwarnai posesivitas, yaitu keinginan untuk memiliki yang begitu kuat.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR