Infeksinya belum sembuh betul, yang bersangkutan tidak kontrol lagi. Akhirnya, terjadi komplikasi semisal perlengketan di alat reproduksi. Ini jelas akan mengganggu fungsinya.
Perlengketan pada saluran telur akan mengganggu jalannya sperma untuk membuahi sel telur.
Bisa saja terjadi pembuahan, tapi nantinya akan menghambat sel telur yang sudah dibuahi (hasil konsepsi) berjalan menuju rahim untuk berkembang menjadi embrio.
Soalnya, hasil konsepsi berjalan menuju rahim, harus lewat saluran tersebut. Akibatnya, bisa terjadi kehamilan di luar kandungan.
Akibat infeksi ini pun bisa menyebabkan perubahan pada organ reproduksi sehingga si ibu mengalami infertilitas sekunder, yakni tak bisa hamil untuk yang kedua, ketiga, dan selanjutnya.
Untuk mengatasinya, jika belum sampai menimbulkan komplikasi seperti perlengketan ringan di saluran telur, cukup dengan obat yang disemprotkan, istilah awamnya ditiup.
Caranya dengan memasukkan obat lewat vagina, menembus rahim hingga sampai ke saluran telur.
Diharapkan, saluran telur bisa terbuka. Tapi kalau infeksinya sudah kronis dan menimbulkan komplikasi yakni perlengketan yang penyumbatannya sudah berat, perlu dilakukan pembedahan mikro untuk memperlebar saluran telur agar sperma maupun hasil konsepsi bisa melewatinya dengan mulus.
Demikian pula dengan organ reproduksi lain, selama infeksinya masih ringan, cukup dengan obat.
Kalau sudah berat, seperti ada kelainan, perlu tindakan lebih lanjut, semisal operasi.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Kekurangan Berat Badan Ternyata Bisa Bikin Wanita Susah Hamil? Ini Penjelasannya
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR