Nakita.id - Bayi jarang buang air kecil pasti membuat Moms khawatir, sampai banyak yang bertanya apakah kondisi tersebut normal?
Selain itu,banyak juga yang menanyakan soal penyebab bayi jarang buang air kecil, dan cara menanganinya.
Agar lebih jelas, Moms simak informasi di bawah ini, ya!
Bayi baru lahir pasti sering pipis atau buang air kecil, bahkan normalnya 4 sampai 6 kali dalam sehari.
Sayangnya, sesekali Moms pasti mengalami situasi bayi jarang pipis.
Hal ini tentu membuat Moms panik. Dikhawatirkan, ada beberapa masalah penyakit mengintai Si Kecil.
Dijelaskan sebelumnya, bahwa normalnya bayi buang air kecil sebanyak 4 sampai 6 kali dalam sehari.
Namun, jika Moms mendapati Si Kecil tidak pipis sesering itu, bisa jadi ada masalah.
Mengutip American Academy of Pediatrics, berikut penjelasan mengenai penyebab bayi jarang buang air kecil atau pipis:
Jika Si Kecil lebih banyak berkeringat, pipisnya akan lebih jarang.
Hal ini tergantung cuaca, pakaian yang ia kenakan, suhu ruangan, ataupun sirkulasi udara di kamar Si Kecil.
Baca Juga: Ingat Moms, Jika Anak Jarang Pipis Bisa Jadi Karena Penyakit Ini
Moms tidak perlu khawatir jika bayi mengalami hal ini.
Mungkin kedengarannya aneh, karena ASI merupakan sumber makanan utama bayi, apalagi untuk bayi yang belum mendapatkan MPASI.
Tapi pada kenyataannya, penyebab bayi jarang buang air kecil karena minum ASI.
Alasannya ASI lebih banyak diserap oleh tubuh daripada susu formula.
Hal ini membuat zat yang dikeluarkan lebih sedikit, baik berupa kotoran maupun air seni.
Itulah yang menyebabkan bayi yang minum ASI cenderung lebih jarang pipis daripada yang minum susu formula.
Jumlah cairan yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan oleh bayi menyesuaikan dengan berat badan bayi.
Bayi yang jarang pipis bisa jadi karena berat badannya kurang dari 2,5 kg.
Moms harus memerhatikan apakah Si Kecil cukup minum ASI atau susu formula. Normalnya, bayi yang baru lahir perlu menyusu setiap 2 jam sekali.
Jika tidak, bayi akan kekurangan asupan nutrisi sehingga pipis pun menjadi jarang. Ini dinamakan dehidrasi.
Ya, bayi pun bisa mengalami dehidrasi lo, Moms. Bisa jadi bayi Moms dehidrasi karena kurang cairan baik dari ASI maupun formula.
Baca Juga: Ajarkan Si Kecil Untuk Tidak Menahan Pipis, Jika Tidak Ingin Sakit ini
Pertama, tentunya Moms tidak boleh panik mengetahui bayi jarang buang air kecil atau pipis. Usahakan tenang dan mencari solusinya.
Buat Moms yang belum menemukan solusinya, Nakita sudah merangkumnya. Mengutip Healthy Children, berikut cara menangani bayi jarang pipis:
Teruslah mencoba menyusui secara berkala untuk mengisi kembali cairan yang hilang dalam tubuh.
Biarkan bayi mencoba untuk menyusu dan kemudian istirahat ketika mereka lelah. Cobalah untuk menyusui lagi setelah sekitar 15 menit.
Jika Moms memberikan susu formula, maka cobalah untuk memberikan susu dengan botol atau sendok bayi dengan lembut.
Berikan bayi jumlah cairan yang biasa, kecuali jika bayi muntah. Apabila mereka muntah, berikan jumlah yang lebih kecil namun lebih sering.
Ketika bayi sudah bisa memakan makanan padat, Moms bisa tawarkan asupan selain dari minum air dan susu. Beri mereka buah dan sayuran yang berair seperti semangka, plum, atau mentimun.
Bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat, Moms bisa memberikan pisang yang dihaluskan, maupun kentang tumbuk, serta berikan juga cairan.
Selain itu, perhatikan pula lingkungan bayi apakah terlalu panas, karena bisa menyebabkan bayi dehidrasi.
Kenakan pakaian yang menyerap keringat, dan pilih tempat tidur yang dingin agar bayi lebih nyaman.
Meskipun jarang pipis merupakan hal yang wajar, tetapi Moms tetap perlu mewaspadai bahaya dehidrasi yang mungkin menjadi penyebab bayi jarang buang air kecil. Dehidrasi dapat terjadi jika bayi mengalami diare atau muntah-muntah.
Baca Juga: Jangan Ilfil: Berapa Banyak Air Kencing Ditemukan di Dalam Kolam Renang?
Kondisi ini sebaiknya tidak dianggap remeh sebab menurut data dari WHO, dehidrasi adalah salah satu penyebab utama kematian anak di bawah usia 5 tahun.
Segera bawa ke dokter anak jika bayi mengalami:
- Tidak buang air kecil selama 4 sampai 6 jam pada usia di bawah 6 bulan.
- Dalam sehari, popok yang diganti kurang dari 6 kali.
- Hanya sedikit mengeluarkan air mata saat menangis.
- Lebih rewel daripada biasanya.
- Fontanel (bagian lunak pada ubun-ubun bayi) tampak cekung atau lebih rata dari biasanya.
- Kulit tampak lebih kering atau keriput terutama di bagian lengan, perut dan kaki.
- Bayi terlihat lemas dan lesu.
- Si Kecil sering mengantuk.
- Detak jantung terlalu cepat atau justru terlalu lambat.
Baca Juga: Ternyata, Ini Penyebab Sering Buang Air Kecil Setelah Melahirkan
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR