Menurut dr. Arief, haid setiap wanita itu berbeda-beda, ada yang teratur dan ada yang tidak.
"Lalu, yang berikutnya, kita tanyakan juga mengenai riwayat persalinan sebelumnya. Apakah ada masalah, komplikasi, lalu apakah ada penyakit bawaan atau penyakit dalam keluarga yang bisa berisiko. Atau, memang ibu ini ada pengobatan-pengobatan tertentu," ungkap dr. Arief.
Selanjutnya, lanjutnya, dokter akan memeriksa status kesehatan ibu hamil tersebut.
Mulai dari segi nutrisinya, kondisi kesehatan tubuh, hingga penyakit yang tidak dirasakan langsung.
"Contohnya adalah skrining kanker rahim yang wajib dilakukan sebelum hamil, dan skriningnya itu dapat dilakukan walau dalam kondisi hamil," sebut dr. Arief.
Setelah itu, lanjut dr. Arief, dilanjutkan ke pemeriksaan kehamilan itu sendiri tergantung usia kehamilan tersebut.
Kemudian, ditentukan tinggi fundus (puncak rahim) untuk melihat perkiraan besar bayi dalam kandungan seperti apa, dan pertumbuhannya seperti apa. Juga, denyut jantungnya.
Setelah pemeriksaan, dokter kandungan biasanya akan membahas temuan-temuan dalam pemeriksaan.
Juga, melakukan sesi konseling secara mendalam dengan pasien.
"Dari yang paling utama adalah, membahas bagaimana kelangsungan kehamilannya. Kita harus membuat plan-nya, business plan-nya, petanya. Apalagi dari hamil pertama," saran dr. Arief.
"Kita sudah bisa memperkirakan bagaimana sih nanti rencana persalinannya. Apakah nanti harus normal, atau misalnya pada kasus ini," terangnya.
Baca Juga: Rangkaian Pemeriksaan Ibu Hamil pada Trimester 1 di Bidan Apa Saja? Jangan Sampai Lupa Melakukannya!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR