Nakita.id - Di mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas 10 kurikulum merdeka, ada pembahasan mengenai teks biografi.
Peserta didik tidak hanya diminta untuk memahami teks biografi.
Tapi juga menelaah penulisan yang ada pada teks biografi.
Penulisan yang perlu diperhatikan dalam teks biografi adalah penggunaan tanda baca dan kata serapan.
Sangat penting untuk memperhatikan penggunaan tanda baca dalam suatu teks.
Peserta didik bisa melihat pedoman penggunaan tanda baca pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
PUEBI bisa dilihat dari media cetak, buku elektronik, aplikasi, maupun daring.
Ternyata, isi PUEBI tidak hanya mengenai tanda baca.
Namun, juga mengenai pemakaian huruf, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan.
Bagi peserta didik yang ingin melihat PUEBI bsia mengunjungi laman: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/
sites/default/files/PUEBI.pdf.
Setelah membaca PUEBI, peserta didik diharapkan membaca teks biografi Ki Hadjar Dewantara.
Baca Juga: Jawaban Soal Teks Biografi Bung Hatta Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 128
Pada teks biografi Ki Hadjar Dewantara, peserta didik bisa menganalisis tanda bacanya.
Berikut contoh analisis tanda baca teks biografi Ki Hadjar Dewantara:
1. "Nama Ki Hadjar Dewantara bukanlah nama pemberian orang tuanya sejak lahir."
Kalimat tersebut menggunakan tanda titik pada akhir kalimat.
Hal tersebut sudah tepat karena kaidah PUEBI menyatakan bahwa tanda titik digunakan sebagai tanda akhir kalimat.
2. "Semenjak itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya."
Penggunaan tanda koma dalam kalimat tersebut sesuai dengan kaidah karena menurut PUEBI, tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Pada kalimat tersebut, terdapat kata penghubung antarkalimat sementara itu yang kemudian diikuti dengan tanda koma.
3. "Kemampuan menulisnya terasah ketika ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara."
Tanda koma juga digunakan dalam kalimat tersebut sebagai pemisah di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Selain itu, terdapat penggunaan huruf miring untuk penggunaan nama surat kabar dalam kalimat tersebut.
Baca Juga: Biografi Ki Hajar Dewantara, Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 122
4. "Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).
Lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak dapat ia selesaikan."
Dalam kalimat tersebut terdapat tanda kurung yang berfungsi mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
5. "Tulisan 'Seandainya Aku Seorang Belanda' dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.
Pada kalimat di atas terdapat dua tanda baca, yaitu tanda petik dan tanda titik.
Tanda petik pada kalimat tersebut digunakan untuk mengapit judul sebuah tulisan dari Ki Hadjar Dewantara.
Sebagaimana tertera dalam PUEBI bahwa tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Selain itu, kalimat tersebut juga mengandung tanda titik.
Tanda titik tertera pada dua tempat.
Pertama sebagai pemisah untuk gelar dokter yang disingkat dan tanda titik sebagai akhir kalimat.
Itulah dia penjelasan penggunaan tanda baca dan kata serapan dalam teks biografi Ki Hadjar Dewantara.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR