Nakita.id – Moms tentu sudah pernah mendengar mengenai kehamilan di luar kandungan.
Ini merupakan salah satu masalah dalam kehamilan yang kerap dikenal juga dengan istilah kehamilan ektopik.
Ketika mengalami kehamilan di luar kandungan harus segera mendapat penangan yang tepat supaya tidak menjadi kondisi yang berbahaya bagi ibu dan janin.
Pada kehamilan di luar kandungan atau ektopik, sel telur yang telah dibuahi tertanam dan berkembang di tempat lain selain rahim.
Sel telur dapat menempel di organ lain seperti ovarium, perut atau bahkan leher rahim. Namun sebagian besar kasus, sel telur biasanya menempel pada saluran tuba falopi.
Saluran tuba adalah saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim.
Jika telur menempel di dalamnya, itu tidak akan berkembang menjadi bayi dan kesehatan mungkin berisiko jika kehamilan berlanjut.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kehamilan di luar kandungan seperti yang dilansir dari National Health Service.
Peradangan pada sistem reproduksi wanita menjadi salah satu penyebab kehamilan di luar kandungan.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS).
Penyebab paling umum dari radang panggul adalah infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae.
Baca Juga: Berapa Persen Kehamilan Ektopik Bisa Terjadi pada Ibu Hamil? Berikut Penjelasannya
Jika Moms pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, maka lebih berisiko untuk mengalami hal serupa pada kehamilan berikutnya.
Risiko mengalami kehamilan di luar kandungan atau ektopik sekitar 10% jika sebelumnya sudah pernah mengalami hal serupa.
Setiap kerusakan pada tuba falopi dapat menyumbat atau mempersempit tuba falopi.
Operasi sebelumnya pada saluran tuba telah terbukti meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Peningkatan tergantung pada tingkat kerusakan dan luasnya perubahan anatomi.
Pembedahan yang membawa risiko kehamilan ektopik berikutnya yang lebih tinggi.
Termasuk salpingostomi, neosalpingostomi, fimbrioplasti, reanastomosis tuba, dan lisis adhesi peritubal atau periovarian.
Perawatan kesuburan juga dapat meningkatkan risiko kehamilan di luar kandungan.
Adapun perawatan kesuburan yang dimaksud seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau minum obat untuk merangsang ovulasi (pelepasan sel telur) dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Selain itu penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau sistem intrauterin (IUS) saat hamil juga meningkatan risiko hamil di luar kandungan.
Merokok telah terbukti menjadi faktor risiko perkembangan kehamilan ektopik.
Baca Juga: Ciri Khas Kehamilan Ektopik yang Dirasakan Perempuan, Apa Saja, ya?
Dilansir dari Medscape, merokok dapat berperan dalam kehamilan di luar kandungan dengan berbagai cara seperti keterlambatan ovulasi, perubahan motilitas tuba dan uterus, dan perubahan imunitas.
Risiko tertinggi untuk wanita hamil berusia di atas 35 tahun.
Ada peningkatan 3 hingga 4 kali lipat dalam risiko mengembangkan kehamilan ektopik dibandingkan dengan wanita berusia 15-24 tahun.
Beberapa kehamilan di luar kandungan sembuh dengan sendirinya, seperti keguguran spontan.
Jika hal ini tidak terjadi, kehamilan ektopik dapat ditangani dengan obat-obatan atau pembedahan.
Obat yang paling umum digunakan untuk mengobati kehamilan ektopik adalah metotreksat.
Diberikan melalui suntikan, metotreksat mengganggu proliferasi sel, mencegah embrio berkembang lebih jauh.
Efek samping mungkin termasuk mual, muntah, diare, sakit perut, dan pusing.
Untuk memastikan kehamilan ektopik merespons pengobatan, wanita tersebut perlu mengunjungi dokternya untuk tes ulang kadar hCG-nya setiap beberapa hari. Ketika tingkat HCG turun menjadi nol, kehamilan di luar kandungan telah berakhir.
Pembedahan dapat digunakan untuk mengangkat kehamilan ektopik jika metotreksat tidak bekerja atau jika kehamilan ektopik telah merusak saluran tuba.
Pembedahan biasanya dilakukan secara laparoskopi. Instrumen bedah kecil dimasukkan ke dalam tubuh melalui sayatan kecil, dan kehamilan ektopik diangkat.
Baca Juga: Ketahui Kehamilan Ektopik dan Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR