Dr. Cindy Rubin, MD, IBCLC, dokter anak bersertifikat dan spesialis menyusui dari Westchester, Illinois, mengatakan, butuh beberapa waktu untuk bayi bisa memahami kondisi ini. Hal ini cukup normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Bayi juga mungkin menderita sembelit, yang bisa membuat mereka menangis saat buang air besar.
Tanda-tanda umum sembelit pada bayi meliputi: rewel, kotoran keras dan kering, nyeri saat buang air besar, sakit perut dan kembung.
Dyschezia bayi adalah kondisi di mana bayi mengejan dan menangis lebih dari sepuluh menit sebelum buang air besar.
Wajah bayi bisa berubah menjadi merah atau ungu hingga keluarnya feses yang lunak atau cair.
Ini adalah kondisi normal dan sangat umum dan mungkin sembuh setelah beberapa minggu.
Jika bayi mengalami konstipasi kronis, mereka mungkin mengalami fisura ani.
Kondisi ini didefinisikan sebagai robekan kecil pada kulit di lapisan anus atau lubang anus, yang merupakan akibat dari buang air besar yang keras.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, kolik pada bayi terkait erat dengan fisura anus dan buang air besar yang menyakitkan.
Kolik mempengaruhi sekitar 10-40% bayi dan memuncak pada usia sekitar enam minggu. Gejalanya mulai hilang pada tiga hingga enam bulan.
Bayi cenderung menangis tak terkendali saat menderita kolik. Gejala lain termasuk tinja berdarah, gas berlebihan dan nyeri saat buang air besar, ruam kulit, dan muntah.
Baca Juga: Cara Merawat Anak yang Sedang Susah BAB, Makanan Apa yang Sebaiknya Diberikan?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR