Nakita.id – Menangis menjadi cara komunikasi bayi untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Baik itu saat mereka merasa lapar, mengantuk, lelah, sakit atau merasakan ketidaknyamanan lainnya.
Namun, Moms mungkin juga pernah mendapati bayi menangis saat buang air besar.
Hal ini tentu memiliki kekhawatiran tersendiri dan bertanya-tanya apa ada yang salah dalam kondisi bayi.
Beberapa bayi mungkin menangis saat buang air besar karena sensasi ini mungkin aneh bagi mereka.
Ketika menjumpai sesuatu yang baru bagi bayi, mereka sedang dalam proses menyesuaikan dan memahami fungsi tubuh dan lingkungan sekitarnya.
Namun, beberapa bayi mungkin menangis karena masalah perut atau sakit.
Untuk itu, penting untuk mencari tahu penyebab dan cara mengatasi bayi sering menangis saat buang air besar.
Dilansir dari Mom Junction, alasan bayi menangis saat buang air besar dapat berkisar dari bayi yang tidak terbiasa dengan sensasi buang air besar hingga kondisi medis yang mendasarinya.
Jika bayi menangis saat buang air besar di hari-hari awal, bisa jadi karena masih beradaptasi dengan sensasi buang air besar.
Bisa juga karena otot perut bayi masih kurang berkembang sehingga sulit buang air besar.
Baca Juga: Cari Tahu Penyebab Bayi Susah BAB Dilihat dari Pola Makan Sehari-hari dan Cara Mengatasinya
Dr. Cindy Rubin, MD, IBCLC, dokter anak bersertifikat dan spesialis menyusui dari Westchester, Illinois, mengatakan, butuh beberapa waktu untuk bayi bisa memahami kondisi ini. Hal ini cukup normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Bayi juga mungkin menderita sembelit, yang bisa membuat mereka menangis saat buang air besar.
Tanda-tanda umum sembelit pada bayi meliputi: rewel, kotoran keras dan kering, nyeri saat buang air besar, sakit perut dan kembung.
Dyschezia bayi adalah kondisi di mana bayi mengejan dan menangis lebih dari sepuluh menit sebelum buang air besar.
Wajah bayi bisa berubah menjadi merah atau ungu hingga keluarnya feses yang lunak atau cair.
Ini adalah kondisi normal dan sangat umum dan mungkin sembuh setelah beberapa minggu.
Jika bayi mengalami konstipasi kronis, mereka mungkin mengalami fisura ani.
Kondisi ini didefinisikan sebagai robekan kecil pada kulit di lapisan anus atau lubang anus, yang merupakan akibat dari buang air besar yang keras.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, kolik pada bayi terkait erat dengan fisura anus dan buang air besar yang menyakitkan.
Kolik mempengaruhi sekitar 10-40% bayi dan memuncak pada usia sekitar enam minggu. Gejalanya mulai hilang pada tiga hingga enam bulan.
Bayi cenderung menangis tak terkendali saat menderita kolik. Gejala lain termasuk tinja berdarah, gas berlebihan dan nyeri saat buang air besar, ruam kulit, dan muntah.
Baca Juga: Cara Merawat Anak yang Sedang Susah BAB, Makanan Apa yang Sebaiknya Diberikan?
Menangis sesekali saat buang air besar sering terjadi pada bayi.
Namun, jika bayi menangis berlebihan saat buang air besar, dan melihat demam, kesulitan makan, dan darah di tinja, sebaiknya bawa ke dokter anak.
Dr. Rubin mengamati, bayi yang lebih tua mungkin masih banyak menangis, tetapi selama kotorannya lunak dan buang air besar setiap satu atau dua hari, itu normal.
Namun, jika kotorannya keras itu adalah tanda sembelit dan harus segera ditangani.
Moms selalu dapat menggunakan beberapa tip praktis untuk membantu mereka mengatasi rasa sakit dan menghentikan tangisan mereka seperti berikut ini:
- Jika Moms masih menyusui, cobalah dan ubah pola makan dan lihat apakah bayi mengeluarkan feses yang lunak setelahnya.
- Sertakan makanan berserat tinggi, seperti brokoli, pir, plum, dan pisang dalam makanan bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat.
- Jaga agar bayi tetap terhidrasi dengan memberinya susu dari waktu ke waktu. Untuk bayi yang berusia lebih dari enam bulan, Moms bisa memberi mereka air atau jus pir.
- Pijat dengan lembut pusar dan area perut bayi. Juga bisa mengayuh kaki mereka untuk membantu mereka melepaskan kelebihan gas.
- Letakkan kompres hangat di perut mereka untuk membantu mereka buang air besar dengan lebih nyaman. Juga, pastikan untuk menyendawakan bayi setelah setiap menyusui.
- Probiotik dapat membantu meredakan gejala kolik pada bayi. Konsultasikan dengan dokter anak dan berikan perawatan yang sesuai.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR