Nakita.id – Ketahui Moms, bagaiaman dosis pemberian vaksin Pfizer yang aman diberikan untuk bayi dan anak-anak.
Untuk bayi yang berusia 6 bulan ke atas kini sudah diizinkan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 jenis Pfizer.
Kabar ini tentu saja menjadi hal baik untuk banyak orangtua.
Pemberian vaksin untuk bayi dan anak-anak merupakan berdasarkan atas rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Serta izin penggunan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Vaksin covid-19 Pfizer menjadi vaksin berikutnya yang dapat diberikan untuk anak-anak.
Jenis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech ini adalah vaksin comirnaty dengan platform mRNA yang boleh diberikan untuk bayi dan anak-anak.
Dengan rentang usia usia 6 bulan - 4 tahun, dan usia 5-11 tahun.
Adanya kabar ini lantas banyak yang ingin tahu bagaimana dosis dan efek samping dari vaksin Comirnaty Children buatan Pfizer-BioNTech. Simak uraian selengkapnya berikut ini, Moms.
Sebelumnya, pemberian vaksin Pfizer primer diperuntukan untuk anak yang terbatas pada rentang usia 12-17 saja.
Namun kini vaksin Comirnaty Children buatan Pfizer-BioNTech sudah disetujui untuk diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas.
Baca Juga: Bayi Usia 6 Bulan ke Atas Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19 Pfizer, Sudah Disetujui BPOM
Dilansir dari Kompas, dosis vaksin Comirnaty Children untuk usia 6 bulan - 4 tahun untuk vaksinasi primer adalah 3 mcg/0,2 mL yang diberikan dalam 3 dosis pemberian.
Terkait dosis yang aman pemberian vaksin juga dipaparkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito.
Dua dosis pertama diberikan dalam rentang waktu 3 minggu, kemudian diikuti dengan dosis ketiga yang diberikan setidaknya 8 minggu setelah dosis kedua.
Sementara dosis vaksin Comirnaty Children untuk usia 5-11 tahun untuk vaksinasi primer adalah 10 mcg/0,2 mL, diberikan dalam 2 dosis dengan rentang waktu 3 minggu antara dosis pertama dan kedua.
"Sementara dosis vaksin Comirnaty Children untuk usia 5-11 tahun untuk vaksinasi primer adalah 10 mcg/0,2 mL, diberikan dalam 2 dosis dengan rentang waktu 3 minggu antara dosis pertama dan kedua,” ujar Penny.
Lebih lanjut lagi, hasil efikasi vaksin Comirnaty Children sebagai vaksinasi primer ditunjukkan melalui hasil studi immunobridging.
Dengan imunogenisitas setelah pemberian 3 dosis (3 mcg/0,2 mL/dosis) untuk anak usia 6 bulan hingga kurang dari 5 tahun sebanding dengan kelompok usia 16-25 tahun yang sudah memiliki data efikasi vaksin secara klinis.
Begitu pula setelah pemberian 2 dosis (10 mcg/0,2 mL/dosis) untuk anak kelompok usia 5 tahun sampai kurang dari 12 tahun.
Sebelumnya, BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Comirnaty Children buat anak usia 5 hingga 11 tahun pada 29 November 2022.
Serta untuk bayi berusia 6 bulan hingga anak usia 4 tahun pada 11 Desember 2022.
Pada 14 Juli 2021 yang lalu, BPOM memberikan persetujuan EUA vaksin Comirnaty untuk digunakan sebagai vaksinasi primer pada usia 12 tahun atau lebih.
Baca Juga: Berikut Daftar Layanan Vaksin Covid di Puskesmas
Setelah itu, BPOM kembali mengeluarkan EUA vaksin Comirnaty untuk penambahan posologi dosis booster untuk dewasa usia 18 tahun atau lebih pada tanggal 2 Januari 2022 (booster homolog) dan 11 Januari 2022 (booster heterolog).
Kemudian pada 2 Agustus 2022, BPOM menyetujui penambahan posologi dosis booster pada anak kelompok usia 16-18 tahun sebagai perluasan EUA untuk Vaksin Comirnaty.
Penerbitan izin penggunaan darurat itu membuat jenis vaksinasi primer Covid-19 buat anak-anak bertambah selain Coronavac dari Sinovac, China.
Sementara itu, efek samping vaksin Comirnaty Children buatan Pfizer-BioNTech untuk bayi berusia di atas 6 bulan ini masih dalam batas aman.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Ia memaparkan bahwa kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping yang mungkin timbul memiliki profil keamanan yang dapat ditolernasi.
Efek samping pada anak kelompok usia 6 bulan hingga kurang dari 5 tahun secara umum dilaporkan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Menurut studi itu terdapat kejadian lymphadenopathy (pembengkakan atau pembesaran) kelenjar getah bening di kelompok vaksin sebesar 0,2 persen pada subjek usia 6 bulan hingga kurang dari 2 tahun.
Dan sebesar 0,1 persen subjek usia 2 tahun hingga kurang dari 5 tahun.
Pada pengamatan kejadian efek samping pada anak kelompok usia 5 tahun sampai kurang dari 12 tahun yang menjadi perhatian khusus (Adverse Events of Special Interest/AESI).
Nah itu dia, Moms penjelasan lengkap mengenai dosis pemberian vaksin Pfizer untuk bayi dan anak yang aman.
Baca Juga: Jenis Vaksin untuk Anak di Bawah 5 Tahun, Balita Wajib Lengkapi Imunisasi Dasar Ini
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR