Dorong mereka untuk mengakui apa yang mereka rasakan.
Mereka dapat dengan jujur mengungkapkan emosi yang mereka rasakan tanpa menyalahkan atau menghukum orang lain.
Jangan pernah meminta anak untuk tumbuh dewasa saat mengungkapkan rasa kecewanya.
Dengarkan apa yang mereka katakan dan akui apa yang mereka alami.
Frustrasi dan kata-kata kasar mereka mungkin tampak tidak signifikan sekarang, tetapi seiring waktu, jika tidak memvalidasinya, hal itu dapat memengaruhi kepribadian dan kepercayaan diri mereka.
Bantu anak untuk memberikan pengertian bahwa perasaan itu valid. Bantu anak belajar menyuarakan pendapat dan emosi mereka agar tidak memendam kebencian dan membuat diri mereka stres.
Ajari mereka untuk jujur dengan diri mereka sendiri tentang perasaan mereka yang sebenarnya tentang situasi tersebut.
Emosi bisa rumit, bahkan untuk orang dewasa. Terlebih lagi, berapa sulitnya bagi anak-anak untuk mengatasi emosi besar seperti kekecewaan.
Sebagai orang tua, sebisa mungkin hadir untuk membimbing anak melewatinya.
Bantu mereka dengan metode dan strategi menghadapi rasa kecewa.
Misalnya, menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan ringan, sesuatu yang mengangkat suasana hati mereka.
Baca Juga: 5 Tanda Orangtua Toxic, Bisa Berbahaya untuk Masa Depan Anak
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR