Ibu Eny jadi lebih sering marah-marah hingga akhirnya hal itu menjadi gangguan jiwa.
"Pasti tepatnya (alami gangguan jiwa) kurang tahu, yang jelas sejak ditinggal papa sekitar 2010, 2011," ucap Tiko.
Tiko mengatakan kalau di awal berpisah dengan ayahnya, ibu Eny masih biasa saja. Dua bulan pertama, ibu Eny masih bisa beraktivitas seperti biasa.
Namun, karena kebutuhan ekonomi sudah tidak dicukupi oleh sang ayah, kesehatan mental ibu Eny mulai menurun.
Ibu Eny sempat berjualan makanan untuk bertahan hidup, tapi itu tidak berlangsung lama. Tiko yang saat itu duduk di bangku SMP pun harus putus sekolah.
Untuk bertahan hidup sehari-hari, Tiko dibantu oleh tetangga. Tiko juga diberikan posisi sebagai petugas keamanan di kompleks tempatnya tinggal.
Sebenarnya Tiko sempat membawa sang ibu untuk berobat, tapi membawa ibu Eny keluar rumah bukan hal mudah.
Apalagi, karena tak ada satu pun saudara yang menjenguk sang ibu setelah berpisah dari ayahnya.
Namun ternyata cerita sial tidak ada saudara yang menjenguk Tiko dan Bu Eny itu salah Moms! Karena 4 atau 5 tahun lalu ada seorang yang melihat kondisi Tiko dan Bu Eny.
Meski dari jauh, ia juga menitipkan uang tunai untuk Tiko dan ibunya. Sosoknya mengendarai mobil plat W, tentu berasal dari Jawa Timur.
Siapa dia?
Keluarga mantan suami Eny Sukaesi (58), penghuni rumah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur ternyata pernah diam-diam mendatangi Ketua RT setempat.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR