Nakita.id – Benarkah balita boleh berhenti ke posyandu setelah mendapatkan imunisasi lengkap?
Tak sedikit orangtua yang beranggapan tidak perlu lagi membawa anak mereka ke posyandu setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Maka tak heran jika setelah anak berusia 1 tahun, angka kunjungan ke posyandu kian menurun.
Moms mungkin merasa enggan untuk membawa ke posyandu karena merasa imunisasinya sudah terpenuhi.
Tidak membawa anak ke posyandu juga dilakukan karena menganggap Si Kecil sudah sehat.
Jika terdapat pertanyaan, benarkah balita boleh berhenti ke posyandu setelah mendapatkan imunisasi lengkap? Tentu saja jawabannya tidak benar ya Moms.
Sebab, posyandu tidak hanya berkaitan dengan vaksinasi saja.
Di posyandu nantinya berat badan, tinggi badan, serta lingkar kepala anak diukur.
Posyandu memiliki peranan besar untuk mendeteksi sejak dini apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat justru menghimbau hingga anak berusia 5 tahun, Moms harus rutin membawanya ke posyandu.
Apabila hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan tumbuh kembang anak serta pemenuhan gizinya tidak terpantau dengan baik.
Baca Juga: Manfaat Posyandu Bagi Ibu Hamil, Yuk Moms Rutin Ikut Kegiatannya
Saat anak sudah PAUD ibu juga masih perlu membawa anak ke posyandu.
Sebagai informasi, sejak tahun 2015 terdapat program bernama Posyandu Terintegrasi yaitu Posyandu yang diintegrasikan dengan PAUD dan BKB (Bina Keluarga Balita).
Berikut alasan Moms harus tetap membawa Si Kecil ke posyandu meski sudah mendapatkan imunisasi lengkap:
- Memantau tumbuh kembang Si Kecil
- Memastikan kebutuhan gizi anak sudah terpenuhi
- Mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala untuk dimasukkan dalam kurva pertumbuhan, apakah sudah sesuai dengan usianya.
- Memberikan makanan bergizi tinggi sesuai dengan kebutuhan harian anak
- Bertanya dengan kader atau petugas kesehatan lainnya terkait tumbuh kembang anak
- Saling bertukar pendapat atau berdiskusi dengan ibu lainnya terkait tumbuh kembang anak
Posyandu juga berperan untuk mencegah gizi buruk pada anak Indonesia.
Gizi buruk sangat rentan menyerang anak-anak di Indonesia.
Baca Juga: Kisaran Gaji Kader Posyandu, Berikut Jumlah Nominal yang Diterima
Bila pertumbuhan anak tidak dipantau maka besar kemungkinan anak mengalami gizi buruk.
Kondisi ini bisa saja semakin mengkhawatirkan seiring pertumbuhan anak.
Maka tetaplah rutin membawa anak ke posyandu hingga usia 5 tahun.
Apabila anak sakit demam, batuk, diare, atau berat badan anak tidak naik dan berada di bawah garis merah, kondisi ini bisa langsung ditangani dengan segera di posyandu.
Nantinya pihak posyandu dapat merujuk anak ke puskesmas.
Terdapat berbagai kegiatan di posyandu, seperti:
- Program kesehatan ibu hamil dan menyusui
- Program kesehatan bayi dan anak balita
- Keluarga Berencana (KB)
- Imunisasi
- Pemantauan status gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare.
Baca Juga: Apa Saja yang Dibawa ke Posyandu? Ada Buku KIA Hingga Persyaratan Lain yang Diperlukan
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR