Nakita.id – Ketika memperhatikan bayi tidur, Moms mungkin mendengar suara-suara yang menyerupai dengkuran ringan.
Hal ini seringkali membuat kekhawatiran karena terlalu muda untuk bayi mulai mendengkur.
Tetapi sebagian besar bukanlah sesuatu yang perlu dicemaskan.
Namun, jika melihat sesuatu yang aneh tentang pola pernapasan bayi maupun kualitas tidurnya, maka sebaiknya perlu menghubungi dokter.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab bayi mendengar dan apa yang perlu diperhatikan.
Terdapat beberapa alasan mengapa bayi dapat mendengkur, di antaranya :
Dilansir dari NewFolks, menurut Dr. Dawn Rosenberg, M.D., FAAP, mendengkur cukup umum dan normal terjadi pada bayi.
Faktor penyebab utama mendengkur berkaitan dengan ukuran hidung dan saluran udara bayi.
Mereka masih cukup sempit, terutama pada bayi baru lahir.
Ruang kecil ini sering terisi susu saat menyusui, atau menumpuk lendir dan cairan lain yang dikeluarkan.
Hal ini adalah kejadian normal pada bayi yang bernapas melalui hidung lebih sering daripada mulut.
Baca Juga: Posisi Tidur Terbaik untuk Bayi Kolik, Ini Cara Menenangkan Si Kecil
Jika mendengar suara isakan pendek atau "dengung" kecil saat bayi tidur, kemungkinan mereka hanya mendengkur, yang tidak menunjukkan ada sesuatu yang tidak biasa.
Penyebab lain bayi mendengkur adalah hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek atau alergi.
Jika pengap ini menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi atau disertai demam ringan, Moms dapat menghubungi dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan.
Obat untuk diminum atau obat tetes hidung yang aman atau menggunakan pelembab udara di kamar dalam waktu singkat adalah cara untuk mengatasinya.
Salah satu faktor lain yang berkontribusi terhadap dengkuran adalah lamanya bayi menyusu.
Untuk alasan yang tidak diketahui, periode menyusui yang lebih singkat terkadang menyebabkan bayi mengembangkan kebiasaan mendengkur.
Seperti dicatat dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Dean W. Beeb, ahli saraf klinis dari Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati.
Disebutkan juga dalam artikel yang diterbitkan oleh Sleep Foundation, faktor ini mungkin berhubungan dengan bagaimana menyusui membantu mendorong perkembangan saluran napas bagian atas.
Mendengkur dalam situasi ini tidak menandakan kondisi serius.
Rosenberg juga menyebutkan bahwa ketika bayi berhenti di antara napas atau bernapas dengan suara serak, Moms tidak perlu panik.
Mendengkur sendiri tidak menandakan kondisi yang serius.
Baca Juga: Kapan Tali Pusat Bayi Kering dan Lepas? Simak Juga Cara Perawatan yang Benar
Sebaiknya, Moms sebaiknya menghubungi dokter spesialis anak untuk memeriksa beberapa kemungkinan berikut ini:
- Adenoid membesar
- Amandel yang membesar
- Refluks asam
Dalam kasus refluks asam, Moms mungkin perlu mengubah pola makan jika menyusui atau beralih ke formula lain jika menyusui dengan botol.
Dalam kedua situasi tersebut, yang terbaik adalah mencatat apa yang ibu makan untuk melihat bagaimana perubahannya bertepatan dengan dengkuran bayi atau untuk mengamati seberapa baik bayi mentolerir susu formula baru.
Mengenai masalah dengan jalan napas, dokter biasanya merekomendasikan untuk memeriksa sleep apnea.
Meskipun kondisi ini sangat jarang terjadi pada bayi, beberapa mungkin memiliki tulang rawan di laring atau trakea yang belum berkembang sempurna.
Atau mereka mungkin memiliki otot tenggorokan yang terlalu rileks setelah tertidur lelap.
Sebagian besar, mendengkur tidak hanya normal, tetapi juga bersifat sementara.
Dengan memperhatikan pola makan dan kebiasaan kesehatan sehari-hari, hal ini akan menghilang.
Baca Juga: Cara Memilih Bantal Bayi yang Tepat untuk Cegah Kepala Peyang
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR