Nakita.id – Seiring dengan perkembangan anak, mereka biasanya mulai menunjukan kebiasaan atau perilaku yang baru.
Namun terkadang hal itu justru membuat orangtua kewalahan menghadapinya.
Salah satu contohnya ketika anak menunjukan sikap tidak ramah atau suka membentak orangtua.
Ketika mencoba menasihatinya, anak justru semakin menjadi-jadi.
Supaya dapat mengatasi hal ini, Moms perlu mengetahui apa alasan anak suka membentak.
Juga bagaimana langkah yang tepat untuk membantunya menghilangkan kebiasaan buruk ini.
Berikut ini adalah beberapa alasan di balik mengapa anak suka membentak ketika berbicara kepada orangtuanya.
Balita juga mungkin berteriak atau membentak ketika menginginkan sesuatu yang tidak dapat mereka miliki.
Emosi sulit untuk diproses oleh anak-anak. Sementara mereka tidak memiliki keterampilan komunikasi untuk mengidentifikasinya.
Balita yang lelah atau lapar, atau yang terlalu terstimulasi oleh apa yang terjadi di sekitar mereka, cenderung mengembangkan perilaku seperti itu.
Anak mungkin akan suka berteriak atau membentak.
Anak kecil masih membangun kemampuan mereka belajar untuk bersabar dan belajar berperilaku.
Sehingga mereka mungkin saja mengembangkan perilaku suka membentak.
Selain itu, anak suka membentak karena mencerminkan perilaku yang mereka lihat dari orangtua dan saudara kandung.
Si Kecil belum sepenuhnya menguasai cara mengomunikasikan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya, sehingga terkadang mereka terpaksa berteriak.
Dalam otak batita, sebuah teriakan mengungkapkan ribuan kata.
Anak yang membentak seringkali membuat orangtua frustasi.
Tetapi terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki perilaku ini dengan lembut.
Waktu menyendiri dapat membantu dalam beberapa kasus. Ketika anak membentak atau berteriak, duduklah bersama untuk meluangkan waktu.
Untuk sementara waktu, Moms dapat mendorong anak untuk duduk, meninju bantal, atau berhenti sejenak sebelum membuat keputusan yang terburu-buru.
Moms dapat mengakui perasaan anak dan meminta mereka untuk mengidentifikasi apa yang terjadi.
Duduklah bersama keluarga untuk membuat daftar alternatif selain membentak.
Berikan beberapa ide alternatif yang aman dan tepat untuk berteriak.
Misalnya melakukan lima jumping jack, mengambil lima napas dalam-dalam, menyanyikan sebuah lagu, melempar bantal lembut ke seberang ruangan.
Lakukan diskusi bersama tentang bagaimana Moms dapat mengeluarkan sebagian dari energi kemarahan itu dan memastikan bahwa setiap orang dapat mengekspresikan emosi besar itu dengan aman.
Jika ingin anak berhenti membentak, maka harus rela berhenti membentak diri sendiri.
Latih strategi yang dibutuhkan untuk mengendalikan teriakan yang Moms mungkin lakukan.
Ini juga saat yang tepat untuk mempraktikkan strategi komunikasi seperti mendengarkan secara aktif dan tidak berteriak untuk mendapatkan perhatian.
Luangkan waktu bersama anak, dan tatap matanya. Dengarkan mereka ketika mereka berbicara untuk mencari tahu bagaimana perasaan mereka saat itu.
Tidak ada yang salah dengan anak yang terkadang berteriak frustrasi karena emosi yang besar.
Jika Moms merasa ada sesuatu yang terjadi, bicarakan dengan dokter anak tentang perilaku anak untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengatasinya.
Dengan sedikit kesabaran dan waktu, Moms dapat memberi anak keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkomunikasi dengan metode yang lebih efektif dan dapat mengajari diri sendiri mekanisme koping yang lebih baik untuk menghindari teriakan.
Baca Juga: Bukannya Disiplin, Ternyata Membentak Anak Tidak Ada Gunanya
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR