Menurut dr. Dina, secara garis besar, kanker pada anak dibagi menjadi dua. Yaitu, kanker cair dan kanker padat.
“Nah, yang dikatakan kanker cair itu seperti leukemia. Selain leukemia, ada juga kanker padat atau tumor padat yang bisa (terjadi) di mana saja dan di seluruh tubuh. Bisa di hati, ginjal, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,” ungkapnya.
Leukemia sendiri biasanya menyerang ke sel darah putih, sehingga sistem pertahanan tubuh bayi bisa terganggu dan mudah terserang infeksi.
Akan tetapi, untuk kanker padat sendiri tentu gejalanya akan berbeda-beda tergantung dimana letak tumor tersebut.
Misalnya, retinoblastoma yang merupakan kanker padat yang menyerang retina mata anak.
dr. Dina sendiri menjelaskan, kanker pada bayi sudah bisa terdeteksi sejak dalam kandungan melalui USG.
“Jadi, pada saat kehamilan diperiksakan oleh dokter kandungan, itu sudah bisa dijelaskan oleh dokternya bahwa, ‘Ini kok kelihatannya ada benjolan ya di perutnya?’.
Atau bahkan, pasien saya ada yang memang sejak dalam kandungannya sudah terdeteksi tumor otak,” katanya menjelaskan.
“Jadi, sejak lahir itu sudah dipersiapkan bahwa bayi yang lahir dengan tumor atau yang diduga kanker,” lanjutnya mengatakan.
Selain itu, karena bayi belum bisa bicara dan hanya bisa rewel, gelisah, menangis, atau kesakitan, dr. Dina dengan tegas mendorong para orangtua untuk terus waspada.
“Nah disini orangtua juga harus waspada. Artinya, harus bisa memeriksa tubuh bayi atau tubuh anak kalau ada yang lain sedikit saja atau beda sedikit, ya harus dibawa ke dokter,” ucapnya tegas.
“Selain itu, biasanya bayi baru lahir itu akan dilakukan skrining terhadap kelainan-kelainan bawaan tertentu,” lanjutnya menerangkan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR