Nakita.id - Sebagai seorang ayah, Dads perlu mewaspadai keberadaan kanker anak yang ganas ini.
Pasalnya, diestimasikan terdapat 11.156 kasus baru pada kanker anak usia 0-19 tahun di Indonesia, seperti dikutip dari publikasi Globocan tahun 2020.
Ditambah, risiko kematian kanker anak yang cukup besar dimana angka kematiannya mencapai 40 persen.
Maka dari itu, Dads harus melakukan pencegahan kanker pada anak sejak dini.
Lantas, bagaimana caranya? Simak beberapa caranya menurut bidan ini ya, Dads.
Dads harus tahu, kanker pada anak sebenarnya tidak bisa dicegah.
Akan tetapi, Dads bisa melakukan edukasi dini tentang pola hidup sehat pada anak agar terhindar dari risiko kanker itu sendiri.
"Melakukan pola hidup sehat, berolahraga, makanan yang seimbang. Terus juga, hindari hubungan seksual, seksual bebas. Terus, minuman yang ada zat-zat pengawetnya dan juga zat-zat kimianya dihindari," ungkap Bidan Anriati Sjachril, Am.Keb, saat diwawancarai Nakita pada Senin (13/2/2023).
"Terus juga untuk wanita yang sudah 30 tahun keatas, sebaiknya dilakukan SADARI selama 1 bulan sekali. Seandainya ada kemungkinan menderita kanker serviks setelah 30 tahun, itu kita sebaiknya melakukan pap smear dua kali dalam tiga bulan," lanjut Bidan Anriati.
Kemudian untuk makanan, pastikan Dads berikan makanan dalam kondisi matang sepenuhnya untuk mencegah risiko kanker itu sendiri.
"Sayur-sayuran tapi matang semua, tidak ada yang mentah. (Kemudian) ikan, telur," ungkap bidan yang membuka praktik sendiri ini.
Baca Juga: Cegah Risiko Kanker Sejak Dini, Berikut Jadwal Imunisasi Anak di Posyandu yang Harus Diikuti
"Biasanya kita makan telur setengah matang, telur mentah, telur campur sama madu. Itu tidak boleh sebenarnya, karena di putih telur itu banyak bakterinya," ungkap Bidan Anriati.
Selain itu, Bidan Anriati juga menyampaikan untuk menghindari makanan dengan zat kimia serta pengawet.
"Terus, hindari yang alkohol-alkohol dan merokok. Biasanya wanita perokok itu akan menyebab penyakit kanker," sebutnya.
Dads harus tahu, kebiasaan merokok khususnya pada wanita justru dapat menimbulkan kanker paru-paru.
"Karena dari perokok itu akan menimbulkan pneumonia. Dari pneumonia nanti akan ke TB paru, dan dari TB paru akan ke kanker paru-paru," jelas bidan ini.
Selain itu, Dads juga bisa ajak anak untuk berolahraga sejak dini.
Tak perlu repot-repot. Dads bisa ajak anak melakukan jalan pagi saja.
"Jalan pagi lebih sering dan teratur ya," sebut Bidan Anriati.
"Makanan yang berserat, olahraga, makanan yang seimbang, itu akan lebih mencegah untuk timbulnya risiko kanker," lanjutnya.
Jadi bagi Dads, teruslah #BerperanSama dalam menanamkan pola hidup sehat sejak dini untuk anak ya.
Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Anak, Bisa Melalui Asupan Nutrisi Berikut Ini
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kanker pada anak merupakan suatu penyakit yang tidak bisa dicegah.
“Jadi, lain halnya dengan penyakit menular, kanker pada anak adalah suatu penyakit yang tidak bisa dicegah,” terang dr. Dina Garniasih RD, Sp.A, M.Kes saat diwawancarai Nakita pada Jumat (3/2/2023).
Menurut dokter spesialis anak ahli hemato-onkologi ini, yang bisa dilakukan adalah melakukan deteksi dini kanker anak.
“Artinya, apabila kita menemukan gejala-gejala yang lain dari biasanya, atau sesuatu yang memang hilang timbul tanpa sebab yang jelas, kita harus membawa anak untuk diperiksakan ke dokter,” kata dr. Dina yang saat ini berpraktik di RSAB Harapan Kita.
Dads bisa #BerperanSama membawa anak ke faskes terdekat untuk melakukan skrining.
Selain itu, pastikan Dads juga sudah mulai ajarkan gaya hidup sehat kepada anak sejak dini.
“Tentu pada anak juga harus di biasakan gaya hidup yang sehat, pola hidup yang sehat, makanan sehat, dan juga olahraga yang tujuannya tentu untuk mencegah adanya kanker di kemudian hari,” pesan dr. Dina.
Termasuk, tidak boleh merokok di depan anak kita sendiri.
Ya! Merokok di depan anak bisa meningkatkan risiko kanker pada anak, lo.
“Tentu saja. Sebenarnya jangankan buat anaknya, buat perokoknya itu juga kan enggak bagus ya,” katanya.
“Jadi, kalau bisa sih jangan merokok. Kalaupun merokok ya tentu jangan di depan anak,” kata dr. Dina dengan tegas.
Menurut dr. Dina, secara garis besar, kanker pada anak dibagi menjadi dua. Yaitu, kanker cair dan kanker padat.
“Nah, yang dikatakan kanker cair itu seperti leukemia. Selain leukemia, ada juga kanker padat atau tumor padat yang bisa (terjadi) di mana saja dan di seluruh tubuh. Bisa di hati, ginjal, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,” ungkapnya.
Leukemia sendiri biasanya menyerang ke sel darah putih, sehingga sistem pertahanan tubuh bayi bisa terganggu dan mudah terserang infeksi.
“Kalau dikatakan kanker cair atau leukemia, itu dia kenanya ke sel darah putih. Akibatnya, tentu saja sistem pertahanan tubuh anak itu terganggu, sehingga anak bisa mudah terkena infeksi,” terang dr. Dina.
“Selain itu, pada leukemia juga bisa ditemukan keluhan pucat, adanya pendarahan, bisa juga muncul benjolan-benjolan,” lanjutnya menerangkan.
Akan tetapi, untuk kanker padat sendiri tentu gejalanya akan berbeda-beda tergantung dimana letak tumor tersebut.
Misalnya, retinoblastoma yang menyerang retina mata anak.
“Itu kalau di stadium awal atau dini, bisa seperti ada bercak putih di bola mata. Atau ada cat eye reflex, seperti mata kucing. Jadi kalau dia terkena sinar atau cahaya, dia akan bersinar matanya,” sebut dokter spesialis anak ini.
“Nah kemudian kalau kankernya di perut, misalnya kanker ginjal, kanker hati, atau kanker lain seperti germinoma, tentu keluhan yang timbul akan berkaitan dengan perutnya. Yang pasti akan teraba benjolan. Kemudian, anak juga akan begah, akan cepat kenyang, atau juga bisa disertai muntah-muntah,” lanjutnya menyebutkan.
Selain itu, lanjut dr. Dina, seringkali anak-anak penyandang kanker juga merasakan nyeri atau disebut sebagai cancer pain.
Baca Juga: Peran Keluarga Marvelino, Anak dari Amelia Chandra, Memberi Dukungan Saat Pertama Didiagnosa Kanker
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR