Nakita.id – Sebagai orangtua baru, bayi yang gumoh merupakan hal yang setiap hari biasa dihadapi.
Kondisi ini bukan sesuatu yang dapat membahayakan atau dikhawatirkan.
Meski begitu, Moms juga tidak boleh mengabaikan ketika bayi gumoh.
Gumoh disebut juga spitting up atau gastroesophageal reflux merupakan proses keluarnya sebagaian susu setelah bayi menyusui.
Kondisi gumoh biasanya sering dialami bayi sampai berusia 1 tahun. Setiap bayi, umumnya akan mengeluarkan volume susu dari mulut yang bervariasi.
Namun umumnya volume susu tersebut keluar dalam ukuran 1-2 sendok makan. Ada berbagai alasan mengapa bayi gumoh.
Beberapa bayi mungkin lebih mudah gumoh daripada yang lain, setelah menyusu saat makan terlalu banyak.
Ibu menyusui penting untuk memperhatikan sinyak dan bahasa tubuh bayi untuk memahami seberapa banyak mereka makan.
Berikut ini adalah beberapa tips tentang bagaimana dapat menghindari bayi gumoh setelah menyusu.
Sebagian besar bayi merasa puas setelah menyusui ASI dalam jumlah yang lebih kecil.
Jadi, Moms bisa memberi makan bayi 5 hingga 6 kali dalam 24 jam jika mereka lapar.
Baca Juga: Posisi Ibu Menyusui yang Benar Agar Bayi Tidak Mudah Gumoh
Lebih baik tidak memberi mereka makan lebih dari yang diperlukan atau memaksa bayi untuk makan.
Gumoh terjadi saat perut mengandung terlalu banyak makanan, sehingga hal ini akan mencegahnya. Refluks gastroesofagus juga merupakan akibat dari makan berlebihan.
Jika bayi gumoh setelah menyusu, ada baiknya memberinya makan secara perlahan.
Pastikan mulut dan bibir bayi terkunci dengan benar lalu gunakan tangan untuk menopang kepala bayi. Jaga dot tetap penuh dengan susu, dan biarkan masuk ke mulut bayi.
Jika Moms terburu-buru, bayi mungkin akan menelan udara dengan susu yang menyebabkan sakit kembung dan gumoh.
Waktu makan harus menjadi periode waktu yang sangat santai, tidak stres sama sekali.
Beberapa bayi, terutama yang diberi susu formula, tidak muntah setelah menyusu kecuali terlalu banyak udara di perutnya.
Alasannya adalah ketidakmampuan bayi untuk mengontrol menelan udara saat mengisap botol.
Selain itu, bersendawalah bayi setidaknya sekali setiap kali setelah menyusu atau menyusu dari botol. Bersendawalah bayi setiap 30 hingga 60 detik setiap kali menyusui.
Bayi sering gumoh setelah menyusu bila posisinya salah.
Beberapa bayi muntah karena ibunya menggendongnya terlalu tinggi, jadi Moms perlu memberi makan bayi dengan cara perut bayi setidaknya setengah dari tinggi tempat tidur.
Baca Juga: Posisi Ibu Menyusui yang Benar Agar Bayi Tidak Mudah Gumoh dan Gemuk
Cobalah berbagai posisi saat makan dan temukan mana yang paling cocok untuk bayi.
Pertambahan berat badan bayi yang buruk bisa jadi akibat posisi yang salah saat menyusu.
Selain itu, penambahan berat badan, muntah dan gumoh adalah tanda makan berlebihan.
Terkadang infeksi virus menyebabkan muntah setelah menyusui atau bisa jadi merupakan tanda gastritis.
Posisi bayi tegak adalah posisi terbaik untuk mencegah bayi muntah setelah menyusu.
Ini meminimalkan asupan udara dan memungkinkan bayi menelan lebih banyak susu tanpa memuntahkannya kembali.
Setelah memberi makan bayi, letakkan dia dalam posisi yang sedikit lebih tinggi sehingga semua makanan akan turun ke perutnya, bukan naik kembali.
Dalam kasus stenosis pilorus yang memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah, gumoh bayi dikaitkan dengan menyusu dalam posisi tegak.
Beberapa bayi baru lahir dengan penyakit gastroesophageal reflux biasanya gumoh setelah menyusu karena minum terlalu cepat.
Dalam hal ini, menggunakan dot khusus yang berlubang kecil akan membantu bayi menghirup lebih sedikit udara saat ia minum susu.
Ini juga memungkinkan bayi minum dengan kecepatannya sendiri dan mengurangi jumlah episode gumoh.
Baca Juga: Penyebab Bayi Sering Gumoh dan Cara Mengatasinya, Moms Tak Perlu Khawatir Lagi
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR