Nakita.id – Minum soda di tengah hari yang terik mungkin tampak menyegarkan.
Keinginan untuk menikmati segelas minuman ini kerap dirasakan tidak terkecuali pada ibu hamil.
Soda merupakan minuman non alkohol yang disukai oleh banyak orang.
Minum segelas soda sesekali selama kehamilan tidak menimbulkan dampak yang besar.
Namun apabila mengonsumsinya terlalu sering dikaitkan dengan hasil kesehatan yang tidak baik.
Lantas apa saja ya Moms risiko bahaya minum soda selama kehamilan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini,
Soda adalah campuran air berkarbonasi dengan pemanis, seperti sukrosa atau sirup jagung fruktosa tinggi, perasa alami, dan kafein.
Dilansir dari Baby Center, kebiasaan minum soda saat hamil dapat meningkatkan risiko beberapa komplikasi kehamilan.
Di antaranya mengalami kondisi kesehatan seperti asma dan obesitas.
Hal ini karena kandungan-kandungan dalam soda yang dapat menimbulkan efek samping bila dikonsumsi berlebihan.
Kafein dalam soda yang dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, meningkatkan risiko cacat bawaan.
Baca Juga: 10 Manfaat Kelapa Muda untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Dukung Tumbuh Kembang Janin?
Selain itu, dapat menyebabkan sering buang air kecil dan meningkatkan risiko ISK (infeksi saluran kemih), meningkatkan ketidakseimbangan elektrolit ibu dan risiko dehidrasi.
Sebagian besar wanita hamil yang sehat disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 200mg per hari.
Ini termasuk kafein dari soda dan semua sumbernya, seperti teh, kopi, coklat, teh hijau, dan obat-obatan tertentu.
Sementara adanya kandungan gula dalam soda juga dapat mempengaruhi ibu dan bayi.
Untuk itu, dalam Mom Junction, para ahli menyarankan ibu hamil menghindari atau membatasi asupan makanan dan minuman kaya gula, seperti soda.
Menurut beberapa penelitian, konsumsi minuman manis yang lebih tinggi dapat :
Menekan nafsu makan ibu hamil akan makanan sehat, menyebabkan kelebihan energi, menyebabkan kenaikan berat badan ibu yang tidak diinginkan dan masalah kesehatan terkait, seperti kelahiran prematur.
Semua wanita mengalami resistensi insulin selama kehamilan.
Namun, mereka yang kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami resistensi insulin lanjutan, yang mengakibatkan diabetes gestasional.
Gangguan ini dapat meningkatkan risiko bayi besar, kesulitan melahirkan, dan peningkatan risiko diabetes ibu setelah melahirkan.
Sementara, bayi yang lahir dari ibu yang terlalu banyak mengonsumsi minuman manis selama kehamilan dapat mengalami efek seperti peningkatan risiko terkena diabetes nanti di pertengahan masa kanak-kanak, efek samping pada perkembangan kognitif.
Baca Juga: Bahaya Ibu Hamil Jika Kekurangan Cairan, Simak Penjelasannya
Karena sebagian besar bahan ini dapat membawa hasil kesehatan yang negatif, membatasi asupan soda merupakan pilihan yang bijak.
Risiko yang sama juga terjadi ketika mengonsumsi soda diet.
Mereka memiliki bahan yang sama dengan soda biasa kecuali gula, sebaiknya mereka mengandung pemanis buatan.
Meskipun pemanis non-nutrisi (NNS) ini menawarkan kalori minimal hingga nol, tidak semuanya aman dikonsumsi untuk calon ibu.
Misalnya, sakarin adalah pemanis buatan yang dapat melewati plasenta dan tetap berada di jaringan janin, sehingga penggunaannya untuk wanita hamil tidak dianjurkan.
Selain itu, beberapa penelitian pada hewan hamil menunjukkan bahwa konsumsi NNS telah dikaitkan dengan perubahan preferensi rasa manis di kemudian hari, peningkatan indeks massa tubuh, peningkatan risiko obesitas, disbiosis mikrobioma, dan tes fungsi hati yang abnormal,
Selama kehamilan, sebaiknya minum 8 hingga 12 cangkir cairan setiap hari.
Tubuh membutuhkan ini untuk membantu pencernaan dan membentuk cairan ketuban di sekitar janin.
Sekaligus membantu tubuh tetap ternutrisi dan mengurangi efek samping kehamilan yang mengganggu, sembelit.
Selain air putih biasa, Moms juga bisa meminum cairan seperti :
Susu rendah lemak, air kelapa air infus buatan sendiri, jus buah atau sayuran, teh, dan teh jahe.
Baca Juga: Ibu Hamil Ngidam Makanan Asam, Apakah Diperbolehkan? Simak di Sini
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR