Nakita.id - Berikut menu sahur sehat ala dr Zaidul Akbar.
Sangatlah penting bagi kita untuk memilih menu sahur saat bulan Ramadan yang tepat agar bisa menjalani puasa selama seharian penuh dan tidak mengalami rasa lemas.
Hal ini bisa sekali diterapkan dengan cara memerhatikan menu makanan sehat apa saja yang cocok dikonsumsi saat sahur.
Nah, menu ala dr Zaidul Akbar ini bisa menjadi referensinya.
Menurut dr Zaidul Akbar, menu makanan saat sahur ataupun berbuka puasa yang sehat tidak harus mengonsumsi makanan dan minuman yang bermacam-macam.
Hanya perlu mengonsumsi makanan berupa kurma, madu, dan air putih.
"Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mengatakan syifa kesembuhan itu ada pada 3 hal, salah satunya minum madu. Karena di situ ada enzim dan asam amino," jelas dr Zaidul Akbar.
Perlu diketahui tidak semua lemak itu baik, Moms.
Adapun lemak baik, misalnya adalah minyak zaitun, alpukat, dan VCO.
"Agar tidak terlalu lemas konsumsi karbohidrat, tapi jangan terlalu kebanyakan," ujar dr Zaidul Akbar.
Untuk jenis karbohidrat yang cocok dikonsumsi saat sahur adalah nasi, tetapi nasi yang baik itu dari beras cokelat, kentang dan umbi-umbian.
Baca Juga: Konsumsi Menu Sahur Sehat Madu dan Oatmeal, Rasakan Manfaat Hebatnya Bagi Tubuh Saat Berpuasa
Saat melakukan sahur, sebaiknya hindari makanan olahan seperti sosis, donat, nugget, kentang goreng dan masih banyak lagi lainnya.
Menurut dr Zaidul Akbar, makanan olahan tidak mengandung enzim maupun vitamin yang bagus untuk tubuh di mana tubuh akan menjadi segar dan aktif.
Serat juga penting dimasukkan dalam menu sahur yang sehat karena berfungsi sebagai antioksidan.
Kemudian, prinsip makanan yang baik adalah 4/6 diisi nabati seperti sayur dan buah, 1/6 diisi protein, dan 1/6 lagi untuk biji-bijian."
Pentingnya menjaga daya tahan tubuh agar tubuh tidak mengalami rasa lemas selama puasa seharian penuh.
Oleh karena itu, guna menjaga daya tahan tubuh kita bisa mengonsumsi madu atau habatussaudah.
Kemudian bisa juga menggunakan resep resep alpukat satu biji dikerok kemudian ditambahkan madu sedikit setelah itu minum minyak zaitun dan ditutup dengan minum air putih.
Pada kesempatan berbeda juga, dr Zaidul Akbar menjelaskan menu apa saja yang bisa dikonsumsi saat sahur.
"Anda bisa campur (irisan) kunyit, kencur, dan lada hitam. Cemplungin aja ke sini (botol berisi air mineral) dan enggak usah di-refill (isi ulang).
Kalau sudah selesai masa usianya, buang saja. Enggak bagus kalau di-refill," tuturnya pada kanal YouTube YISC Al Azhar.
Ia mengatakan minuman tersebut sudah cukup untuk asupan vitamin dan mineral dalam tubuh.
Baca Juga: 5 Ide Menu Sahur untuk Ibu Menyusui Agar Tetap Fit dan Kuat Sampai Buka
Setiap rempah yang dimasukkan (kunyit, kencur, dan lada hitam) akan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Makanan yang identik dengan Ramadan, kurma, juga kerap disebutkan dr Zaidul Akbar dalam setiap ceramahnya.
Ia menyarankan untuk makan kurma dengan semangka ketika sahur.
"Sains menjelaskan bahwa ternyata Fe (zat besi) pada kurma ini terikat sempurna dan bisa meningkatkan fungsinya ini ketika bertemu dengan vitamin C," tutur dokter lulusan Universitas Diponegoro ini.
Selain semangka, dr Zaidul Akbar juga menyarankan makan kurma dengan jeruk.
Tak hanya itu, jika ingin tulang-tulang semakin kuat, setelah makan kurma bisa minum perasan jeruk nipis dengan madu.
Tak hanya asupan vitamin, zat besi, dan enzim, dr Zaidul Akbar juga merekomendasikan asupan protein sehat saat sahur. Salah satunya dengan mengonsumsi minyak zaitun.
Menurut sains, dia menjelaskan, minyak zaitun mengandung MUFA (Monounsaturated fatty acids).
Salah satu minyak tersehat yang bisa digunakan untuk meningkatkan fungsi jantung hingga memperbaiki kolesterol.
Minum satu sendok makan minyak zaitun sebelum tidur.
Ketika bangun untuk sahur, minum infused water dari rempah, makan kurma tiga butir, dan minum minyak zaitun satu sendok makan lagi sudah cukup untuk simpanan energi selama berpuasa seharian.
Baca Juga: Menu Sahur Sehat Sop Ayam dan Ceker, Segar dan Mudah Dibuat
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR