Ditambah lagi, kebutuhan kalori ibu hamil tentu lebih banyak, sementara makanan olahan tidak memberikan nutrisi apapun untuk jumlah kalori yang ditawarkannya.
Boleh-boleh saja sesekali memanjakan diri dengan makanan olahan kesukaan.
Namun rutin mengonsumsi makanan olahan sangat berbahaya bagi janin.
Ini karena makanan olahan tinggi lemak, natrium, zat aditif, kurang serat, vitamin dan mineral.
Semua kandungan ini diketahui berkontribusi pada kenaikan berat badan selama kehamilan.
Makanan junk food tinggi akan gula, garam, lemak, dan kolesterol sehingga tidak boleh dimakan selama kehamilan.
Memiliki diet pada mikronutrien yang seimbang adalah kunci kehamilan yang sehat.
Pola makan yang seimbang harus mengandung karbohidrat dari sumber gandum dan buah-buahan dan sayuran.
Protein dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk hewani bebas hormon seperti daging dan susu.
Lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, dan lemak yang terdapat pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan.
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak zat besi, asam folat, kalsium, seng, yodium, dan vitamin D, dan jumlah nutrisi lain yang lebih tinggi daripada wanita tidak hamil.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta, Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Nanas Ini Penjelasannya
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR