Nakita.id – Selama kehamilan, Moms diminta untuk menjaga pola makan yang lebih sehat dengan asupan yang padat nutrisi.
Mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang tinggi berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Namun terkadang, tidak dapat dipungkiri selama hamil beberapa wanita memiliki ngidam makanan tertentu.
Salah satunya adalah berupa makanan olahan tepung.
Rasanya yang enak membuat siapapun tidak dapat berhenti menikmati makanan seperti burger, pizza, dan masih banyak lagi.
Sesekali menyantap makanan olahan ini mungkin tidak menimbulkan dampak yang serius.
Tetapi bila sudah menjadi kebiasaan, ada beberapa alasan untuk ibu hamil sebaiknya perlu membatasi asupan ini.
Selain rendah nutrisi, memakannya secara rutin dapat meningkatan sejumlah risiko masalah kesehatan.
Terlalu banyak asupan makanan olahan tepung dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan.
Para ahli di American College of Obstetricians and Gynecologists menyatakan bahwa obesitas membuat ibu hamil dan bayinya berisiko mengalami berbagai komplikasi.
Di antaranya termasuk preeklampsia, melahirkan bayi besar, persalinan prematur, diabetes gestasional, sleep apnea, peningkatan risiko cacat bawaan, hingga keguguran.
Baca Juga: Ini Dia 5 Jenis Buah Sehat untuk Ibu Hamil, Bagus juga untuk Janin
Ditambah lagi, kebutuhan kalori ibu hamil tentu lebih banyak, sementara makanan olahan tidak memberikan nutrisi apapun untuk jumlah kalori yang ditawarkannya.
Boleh-boleh saja sesekali memanjakan diri dengan makanan olahan kesukaan.
Namun rutin mengonsumsi makanan olahan sangat berbahaya bagi janin.
Ini karena makanan olahan tinggi lemak, natrium, zat aditif, kurang serat, vitamin dan mineral.
Semua kandungan ini diketahui berkontribusi pada kenaikan berat badan selama kehamilan.
Makanan junk food tinggi akan gula, garam, lemak, dan kolesterol sehingga tidak boleh dimakan selama kehamilan.
Memiliki diet pada mikronutrien yang seimbang adalah kunci kehamilan yang sehat.
Pola makan yang seimbang harus mengandung karbohidrat dari sumber gandum dan buah-buahan dan sayuran.
Protein dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk hewani bebas hormon seperti daging dan susu.
Lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, dan lemak yang terdapat pada kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan.
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak zat besi, asam folat, kalsium, seng, yodium, dan vitamin D, dan jumlah nutrisi lain yang lebih tinggi daripada wanita tidak hamil.
Baca Juga: Mitos Atau Fakta, Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Nanas Ini Penjelasannya
Malnutrisi meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau persalinan prematur.
Asupan makanan yang digoreng secara berlebihan dapat mengganggu perut.
Ini dapat menyebabkan gas, kembung, dan gangguan pencernaan.
Selain itu, banyak makanan olahan yang kekurangan kandungan serat di mana penting untuk kelancaran buang air besar.
Menghindari makanan olahan tepung dapat membantu mencegah sembelit.
Selain itu, dilansir dari Health Site, membatasi asupan ini juga dapat mendapatkan energi yang lebih tinggi, menghindari kenaikan berat badan yang tidak sehat, dan menghindari masalah kulit.
Makanan yang tinggi karbohidrat sederhana seperti sereal, tepung putih, dan makanan olahan juga merupakan penyebab besar dalam meningkatkan kadar gula darah yang cepat.
Karbohidrat dengan banyak serat atau dikombinasikan dengan lemak atau protein memiliki beban glikemik yang lebih rendah.
Sehingga meningkatkan gula darah secara perlahan.
Kondisi ini berisiko ibu hamil untuk mengalami diabetes gestasional.
Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin ekstra yang cukup untuk menebusnya, sehingga kadar gula darah menjadi terlalu tinggi.
Baca Juga: Jangan Asal, Ini Bahaya yang Dapat Dirasakan Ibu Hamil Minum Soda Salah Satunya Bisa Obesitas
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR