Saat hamil, plasenta memberi bayi oksigen dan nutrisi untuk perkembangan yang tepat. Plasenta biasanya menempel pada bagian atas rahim, tetapi pada plasenta previa, plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks.
Ibu hamil dapat berisiko lebih tinggi jika memiliki bekas luka di rahim dari kehamilan sebelumnya atau dari operasi rahim, atau jika memiliki fibroid.
Gejala utamanya adalah pendarahan yang tidak disertai kram atau rasa sakit lainnya. Namun, beberapa wanita tidak mengalaminya gejala apapun.
Dokter akan memastikan diagnosis menggunakan USG atau pemeriksaan fisik.
Wanita dengan plasenta previa akan memerlukan operasi caesar untuk melahirkan bayi, biasanya dijadwalkan dua sampai empat minggu sebelum tanggal jatuh tempo.
Preeklampsia adalah suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya.
Kondisi ini biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan, seringkali pada wanita yang tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Gejala preeklamsia mungkin termasuk sakit kepala parah, perubahan penglihatan dan nyeri di bawah tulang rusuk.
Namun, banyak wanita tidak langsung merasakan gejalanya. Peringatan pertama biasanya ketika seorang wanita datang untuk kunjungan prenatal rutin dan memiliki tekanan darah tinggi.
Dalam kasus tersebut, dokter akan menguji hal-hal seperti fungsi ginjal dan hati untuk menentukan apakah itu preeklampsia atau hanya tekanan darah tinggi.
Faktor risiko preeklampsia termasuk memiliki riwayat tekanan darah tinggi, obesitas (memiliki indeks massa tubuh, atau BMI, lebih besar dari 30), usia (ibu remaja dan mereka yang berusia di atas 40 berisiko lebih tinggi) dan hamil kembar.
Baca Juga: Kenali Keluhan Ibu Hamil Usia Kandungan 4 Bulan dan Perkembangan Janin
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR