Nakita.id – Selama kehamilan, banyak wanita mengalami ketidaknyaman dari gejala yang umum terjadi saat hamil.
Masalah kesehatan kehamilan ini biasanya ringan.
Kendati demikian, setiap kehamilan memiliki beberapa risiko masalah yang dapat terjadi.
Terutama, apabila ada kondisi dan masalah kesehatan tertentu yang dapat meningkatkan risiko tersebut.
Mulai dari kondisi kesehatan yang dialami sebelum atau selama kehamilan hingga kehamilan dengan lebih dari satu bayi.
Semua ini dapat memengaruhi kesehatan ibu, kesehatan bayi, atau keduanya.
Oleh karena itu, Moms penting untuk tahu, apa saja penyakit yang berisiko tinggi saat hamil.
Anemia adalah memiliki jumlah sel darah merah yang sehat lebih rendah dari normal. Orang dengan anemia mungkin merasa lelah dan lemah.
Moms juga rentan mengalami anemia defisiensi besi selama kehamilan karena tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi dari biasanya.
Dokter akan memeriksa jumlah sel darah merah selama kehamilan untuk mengobati penyebab anemia.
Mereka juga merekomendasikan ibu hamil mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat untuk membantu mencegah dan mengelola anemia.
Baca Juga: Ibu Hamil Sering Alami Pegal-pegal, Ini Cara Aman Mengatasinya Moms
Banyak orang hamil mengalami mual atau muntah, atau “morning sickness”, terutama pada 3 bulan pertama kehamilan.
Hiperemesis gravidarum, bagaimanapun, lebih ekstrem daripada “morning sickness.”
Ini mengacu pada mual dan muntah yang terus-menerus selama kehamilan. Bahkan dapat menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
Dilansir dari Johns Hopskin Medicine, wanita dengan hiperemesis gravidarum mengalami mengalami mual dan muntah yang parah.
Muntah dan nafsu makan berkurang menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
Perbedaan utama antara HG dan morning sickness normal adalah bahwa HG menyebabkan penurunan berat badan sebesar 5 persen atau lebih dari berat badan sebelum hamil.
Diabetes adalah suatu kondisi yang mencegah tubuh memecah gula.
Diabetes mellitus gestasional (GDM) adalah salah satu jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan.
Salah satu risiko terbesar diabetes gestasional adalah bayi mungkin tumbuh jauh lebih besar dari biasanya, suatu kondisi yang disebut makrosomia.
Faktor risiko diabetes gestasional termasuk kelebihan berat badan atau memiliki riwayat GDM pada kehamilan sebelumnya.
Moms dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini dengan cara menurunkan berat badan sebelum hamil, menjalankan diet sehat, dan berolahraga secara teratur.
Baca Juga: Bahaya dan Risiko Berat Badan Ibu Hamil Berlebihan, Cegah Sebelum Terjadi!
Saat hamil, plasenta memberi bayi oksigen dan nutrisi untuk perkembangan yang tepat. Plasenta biasanya menempel pada bagian atas rahim, tetapi pada plasenta previa, plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks.
Ibu hamil dapat berisiko lebih tinggi jika memiliki bekas luka di rahim dari kehamilan sebelumnya atau dari operasi rahim, atau jika memiliki fibroid.
Gejala utamanya adalah pendarahan yang tidak disertai kram atau rasa sakit lainnya. Namun, beberapa wanita tidak mengalaminya gejala apapun.
Dokter akan memastikan diagnosis menggunakan USG atau pemeriksaan fisik.
Wanita dengan plasenta previa akan memerlukan operasi caesar untuk melahirkan bayi, biasanya dijadwalkan dua sampai empat minggu sebelum tanggal jatuh tempo.
Preeklampsia adalah suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya.
Kondisi ini biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan, seringkali pada wanita yang tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Gejala preeklamsia mungkin termasuk sakit kepala parah, perubahan penglihatan dan nyeri di bawah tulang rusuk.
Namun, banyak wanita tidak langsung merasakan gejalanya. Peringatan pertama biasanya ketika seorang wanita datang untuk kunjungan prenatal rutin dan memiliki tekanan darah tinggi.
Dalam kasus tersebut, dokter akan menguji hal-hal seperti fungsi ginjal dan hati untuk menentukan apakah itu preeklampsia atau hanya tekanan darah tinggi.
Faktor risiko preeklampsia termasuk memiliki riwayat tekanan darah tinggi, obesitas (memiliki indeks massa tubuh, atau BMI, lebih besar dari 30), usia (ibu remaja dan mereka yang berusia di atas 40 berisiko lebih tinggi) dan hamil kembar.
Baca Juga: Kenali Keluhan Ibu Hamil Usia Kandungan 4 Bulan dan Perkembangan Janin
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR