Nakita.id – Stunting jadi masalah kesehatan yang terus menghantui kehidupan anak-anak.
Anak bisa dikatakan stunting apabila tinggi badannya lebih kecil jika dibandingkan anak lain seusianya.
Bisa dibilang, anak stunting memiliki tinggi badan yang lebih kerdil.
Beragam upaya pencegahan bisa dilakukan untuk mengatasi stunting.
Salah satunya dengan pemenuhan gizi selama masa kehamilan oleh ibu dan pemenuhan gizi seimbang saat anak lahir.
1000 hari pertama kehidupan adalah masa krisis tumbuh kembang anak, di masa inilah Moms harus mencukupi kebutuhan gizi harian.
Apabila kebutuhan gizi rendah, maka besar kemungkinan menyebabkan anak tumbuh pendek.
Pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberikan makanan yang penuh nutrisi dan vitamin .
Moms perlu tahu jika menyantap satu butir telur sehari bisa mencegah terjadinya stunting pada anak.
Moms bisa mengolah telur dengan cara direbus, digoreng, atau dimasak orak-arik untuk Si Kecil.
Telur yang dikonsumsi setiap hari bisa mendorong tumbuh kembang Si Kecil.
Dilansir dari berbagai sumber, telur memiliki kandungan protein yang tinggi dan beragam vitamin yang baik untuk proses pertumbuhan anak.
Tak cukup sampai di sana, dalam telur juga terdapat lemak sehat yang sama baiknya untuk perkembangan fisik anak.
Vitamin D pada telur juga bermanfaat bagi kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.
Anak yang kekurangan vitamin D menyebabkan pertumbuhan tulang tidak optimal dan bisa mengakibatkan anak stunting.
Sumber vitamin B kompleks, termasuk vitamin B12, folat, dan riboflavim, semua ini baik untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Si Kecil yang kekurangan vitamin B bisa memengaruhi sel darah merah, sistem saraf, dan metabolisme tubuhnya.
Semua ini tentu akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Telur juga terdapat lemak sehat, seperti asam lemak omega 3 untuk perkembangan otak dan sistem saraf.
Kekurangan asam lemak omega-3 dapat memengaruhi fungsi kognitif dan berkontribusi pada stunting.
Pemberian telur untuk anak bisa disesuaikan dengan jumlah kebutuhan protein harian.
Untuk porsi konsumsi telur harian untuk anak, Moms bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Baca Juga: Indikator Anak Stunting di Indonesia, Simak Penjelasannya Moms!
Dokter nanti akan memberikan saran seputar jumlah asupan makan telur harian, serta cara pengolahan yang benar.
Selain mengonsumsi telur, pencegahan stunting juga bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif.
Pada bayi baru lahir, Moms perlu mencukupi kebutuhan ASI harian hingga usia 6 bulan.
Pemberian ASI bisa kembali dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
Serta perhatikan juga kebersihan dan sanitasi yang ada di rumah.
Moms juga perlu ketahui gejala yang mengindikasikan kondisi anak stunting.
Anak yang stunting bisa dilihat dari pertumbuhan tinggi badan, berat badan, perkembangan fisik, hingga kelemahan sistem kekebalan tubuh.
Untuk melihat gejala stunting pada anak, Si Kecil perlu melakukan pemeriksaan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan yang ada.
Maka dari itu, sangat diwajibkan anak melakukan pemeriksaan baik itu di posyandu, puskesmas, atau rumah sakit secara rutin.
Dengan begitu, Moms akan tahu apakah tumbuh kembang Si Kecil sudah berjalan sesuai dengan usianya atau tidak.
Bila ditemukan adanya gejala pada stunting, serangkaian pemeriksaan dan pengobatan bisa dijalankan sesuai petunjuk dari dokter.
Baca Juga: Ini Dia 5 Fungsi Posyandu Dalam Penanganan Stunting Pada Anak
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR