Nakita.id - Pernahkah Moms lupa sahur atau telat sahur saat puasa Ramadan?
Bagaimana hukumnya jika Moms tetap puasa, tapi tidak melakukan sahur sebelumnya? Simak selengkapnya di sini.
Sahur sebenarnya adalah salah satu anjuran sunah, jadi jika Moms tidak melaksanakan sahur saat puasa Ramadan tidak akan berdoa.
Namun, tanpa disadari anjuran sahur sebelum puasa sangat bermanfaat lo, Moms.
Makan sahur sangat dianjurkan karena bisa memberikan energi kepada tubuh agar mampu menjalankan ibadah puasa seharian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Aktivitas sahur sendiri dapat berupa menyantap sesuatu walaupun hanya seteguk air. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan sahur,
"Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur)." (HR Ahmad).
Waktu sahur yang disunnakan adalah selepas tengah malam. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan.
Waktu yang diragukan adalah waktu apakah masih malam atau sudah terbit fajar.
Baca Juga: Selingan Makan Nasi, Coba Resep Mie Godok Jawa yang Satu Ini Dijamin Ketagihan!
Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya mengakhirkan sahur, sebagai waktu sahur yang tepat. Dalam hadisnya, Rasulullah mengungkapkan:
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).
Menurut Abu Bakar Al Kalabazi dalam kitab Bahrul Fawaid, maksud waktu sahur yang tepat mengakhirkan sahur yaitu mengerjakan sahur di sepertiga malam terakhir.
"Nabi SAW pernah ditanya, 'Malam apa yang paling didengar (doa)?' 'Sepertiga terakhir malam,' tegas Nabi SAW. Dalam hadits lain, Nabi SAW berkata, 'Mengakhirkan sahur ialah bagian dari fitrah.'
Kemungkinan yang dimaksud waktu sahur yang tepat dengan mengakhirkan sahur di sini ialah mengerjakannya di sepertiga terakhir malam. Pada waktu itu doa, ampunan, dan hajat dikabulkan Allah SWT."
Dari keterangan ini, tujuan mengakhirkan sahur sebagai waktu sahur yang tepat bukan semata untuk makan dan minum.
Mengakhirkan sahur dimaksudkan agar diiringi dengan ibadah lain seperti salat malam, zikir, dan berdoa.
Ini mengingat sepertiga malam terakhir adalah waktu yang tepat untuk beribadah. Rasulullah SAW pun terbiasa bangun di sepertiga malam terakhir untuk salat malam.
Penjelasan waktu sahur yang tepat ini didasarkan pada kesaksian Hudzaifah yang pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, yang terekam dalam hadis diriwayatkan Ibnu Majah.
Kesaksian ini diperkuat pengakuan Zaid bin Tsabit yang menyatakan dia pernah sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian mengerjakan salat subuh.
Meski anjuran makan sahur kuat ditekankan Rasulullah, tidak ada hadis atau dalil yang mewajibkan seseorang untuk makan sahur.
Baca Juga: Jangan Sekadar Kenyang, Ini Ide Menu Sahur Bergizi Seimbang
Dalam ajaran Islam, tidak pernah ada aturan yang menyatakan bahwa inti puasa atau syarat wajib puasa adalah sahur.
Jadi intinya, hukum makan sahur adalah sunah karena dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan di antara syarat sahnya puasa adalah makan sahur.
Sehingga, puasa seseorang tetap sah meski pagi harinya tidak makan sahur. Ini artinya, hukum puasa tanpa makan sahur, puasanya tetap sah di mata Allah SWT.
Sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim, Nasai, dan Tirmudzi juga memperkuat hukum ini:
"Dari Aisyah RA berkata, 'Suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami dan bertanya, 'apakah engkau punya makanan?' Kami menjawab, 'Tidak.' Kemudian, beliau bersabda, 'Kalau begitu, saya akan puasa'."
Jadi Moms sudah paham ya kalau sahur sebelum puasa Ramadan adalah sunah.
Tapi tahukah Moms dampak tidak sahur saat puasa Ramadan?
Seperti kita ketahui, puasa merupakan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, termasuk makan dan minum.
Selama puasa, kita harus menahan diri selama kurang lebih 12 jam sehingga membutuhkan asupan sahur yang mampu membuat tubuh tetap kuat selama puasa.
Sebaliknya puasa tanpa sahur dapat berpengaruh terhadap kesehatan, berikut di antaranya:
Baca Juga: 3 Kreasi Menu Sahur Sehat Anti Kolesterol, Ikuti Resepnya!
Tubuh kekurangan cairan dikenal dengan istilah dehidrasi. Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh melewatkan sahur, padahal tubuh membutuhkan cairan 8 gelas sehari yang mana dapat dipenuhi saat sahur dan buka puasa.
Sehingga, saur penting dilakukan agar tubuh dapat menyimpan cairan dan tidak mengacaukan sistem metabolisme di dalam tubuh.
Jika kondisi ini terjadi pada Moms, beberapa gejala yang umum dirasakan seperti pusing, lemas kekurangan energi hingga urine berwarna gelap.
Malnutrisi atau kurang gizi merupakan salah satu akibat melewatkan sahur. Ini karena tubuh membutuhkan asupan vitamin, mineral dan protein ketika sahur agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Sehingga tanpa sahur, dari mana tubuh akan mendapatkan nutrisi?
Jika dibiarkan, malnutrisi dapat menimbulkan hilang konsentrasi, depresi, kehilangan lemak, jaringan tubuh dan massa otot.
Melewatkan sahur dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada lambung. Bahkan, kondisi ini bisa bertambah buruk bagi Moms yang memiliki penyakit GERD atau tukak lambung.
Akibatnya, tubuh mengalami peningkatan keasaman dan melepaskan asam di waktu lapar membutuhkan bahan bakar.
Jika asam lambung tidak memproses makanan dengan segera, maka asam bisa naik ke kerongkongan, perut hingga jantung,
Sahur dipercaya dapat membantu menyeimbangkan tekanan darah dan kadar gula darah. Sehingga jika terlewatkan, kadar gula darah yang dibutuhkan oleh tubuh bisa berkurang.
Menurunnya kadar gula darah inilah yang dapat memicu migrain dan pusing. Terlebih, bagi Moms yang memiliki masalah kurang gula darah, maka tidak dianjurkan melewatkan waktu sahur.
Baca Juga: Kreasi Menu Sahur untuk Diet Selama Puasa, Tetap Dapat Gizi Seimbang
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR